Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku bersyukur warga di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur mampu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila di masa pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19.
"Sebagaimana diamanat sila pertama Pancasila telah diamalkan oleh seluruh warga Kota Surabaya dengan tetap beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa di rumah masing–masing," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menyampaikan sambutannya pada momen HUT ke-727 Surabaya secara daring di Balai Kota Surabaya, Minggu.
Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan larangan melaksanakan ibadah di tempat ibadah selama pandemi COVID-19 yang diharapkan dapat mencegah penyebaran virus corona.
Selanjutnya pada sila kedua, Risma mengaku melihat terus menerus warga kota aktif dan mandiri secara individu ataupun dalam komunitas melakukan beragam kegiatan kemanusiaan, menolong satu sama lain walaupun tidak ada imbauan atau edaran dari Pemerintah Kota Surabaya.
Baca juga: Kemarin, Wali Kota Risma kesal hingga Masjid Istiqlal masih tutup
Baca juga: BIN salurkan ribuan alat kesehatan membuat Risma menangis
Cobaan pandemi, kata Risma, melahirkan semangat meningkatkan kembali rasa persaudaraan antarsesama warga Kota Surabaya dengan kecerdasan intelektual yang dilandasi jiwa kemanusiaan yang tinggi dan tidak mengucilkan atau memusuhi penderita, namun bahkan mendampingi para penderita dengan semangat dan perhatian.
"Ini membuktikan bahwa warga Surabaya sangat toleran dalam semangat kebersamaan sebagaimana dicontohkan para pejuang yang telah berjuang tanpa rasa takut dan tanpa menghitung akan dapat apa. Kondisi inilah yang membuat kondisi di Kota Surabaya relatif lebih tenang dan kondusif," ujarnya.
Wali Kota Risma juga memastikan bahwa warga Kota Surabaya sudah membumikan sila ketiga, dimana jiwa persatuan, dan rasa kebersamaan serta gotong rotong segenap elemen masyarakat dalam menghadapi Pandemi terus ditonjolkan.
Buktinya, lanjut dia, bantuan yang bermanfaat dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir ke Balai Kota Surabaya dan kemudian segera disalurkan ke yang membutuhkan baik untuk keperluan medis atau bahkan makanan.
Selain itu, warga kota juga sudah menerapkan sila keempat yang diwujudkan melalui peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, Ketua RT/RW yang menjadi pemimpin di dalam mengatasi berbagai persoalan kemasyarakatan, permasalahan sosial, ekonomi juga permasalahan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan masing–masing.
"Dukungan dari pemimpin- pemimpin kemasyarakatan ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan dan kemajuan Kota Surabaya, sehingga dia pun menyampaikan terimakasih banyak," ujarnya.
Selanjutnya, sila kelima dijalankan melalui usaha secara individu maupun kelompok, untuk berjuang sekuat tenaga keluar dari dampak Pandemi. Hal ini menjadi landasan bersama untuk kembali bergerak maju melanjutkan capaian–capaian menarik yang telah diraih Surabaya sebelumnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma berharap warga Surabaya harus menjadi bangsa pemenang dan bukan bangsa pecundang. Ia juga berharap warga bisa menjadi tuan dan nyonya, jangan hanya menjadi penonton apalagi hamba sahaya semata di kota sendiri, hanya karena kurangnya persiapan yang dilakukan.
Baca juga: Wakil Wali Kota sepakat Surabaya punya mobil PCR sendiri
Baca juga: Sepekan, normal baru menurut JK hingga 500 peneliti terbaik Indonesia
"Sebagaimana diamanat sila pertama Pancasila telah diamalkan oleh seluruh warga Kota Surabaya dengan tetap beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa di rumah masing–masing," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menyampaikan sambutannya pada momen HUT ke-727 Surabaya secara daring di Balai Kota Surabaya, Minggu.
Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan larangan melaksanakan ibadah di tempat ibadah selama pandemi COVID-19 yang diharapkan dapat mencegah penyebaran virus corona.
Selanjutnya pada sila kedua, Risma mengaku melihat terus menerus warga kota aktif dan mandiri secara individu ataupun dalam komunitas melakukan beragam kegiatan kemanusiaan, menolong satu sama lain walaupun tidak ada imbauan atau edaran dari Pemerintah Kota Surabaya.
Baca juga: Kemarin, Wali Kota Risma kesal hingga Masjid Istiqlal masih tutup
Baca juga: BIN salurkan ribuan alat kesehatan membuat Risma menangis
Cobaan pandemi, kata Risma, melahirkan semangat meningkatkan kembali rasa persaudaraan antarsesama warga Kota Surabaya dengan kecerdasan intelektual yang dilandasi jiwa kemanusiaan yang tinggi dan tidak mengucilkan atau memusuhi penderita, namun bahkan mendampingi para penderita dengan semangat dan perhatian.
"Ini membuktikan bahwa warga Surabaya sangat toleran dalam semangat kebersamaan sebagaimana dicontohkan para pejuang yang telah berjuang tanpa rasa takut dan tanpa menghitung akan dapat apa. Kondisi inilah yang membuat kondisi di Kota Surabaya relatif lebih tenang dan kondusif," ujarnya.
Wali Kota Risma juga memastikan bahwa warga Kota Surabaya sudah membumikan sila ketiga, dimana jiwa persatuan, dan rasa kebersamaan serta gotong rotong segenap elemen masyarakat dalam menghadapi Pandemi terus ditonjolkan.
Buktinya, lanjut dia, bantuan yang bermanfaat dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir ke Balai Kota Surabaya dan kemudian segera disalurkan ke yang membutuhkan baik untuk keperluan medis atau bahkan makanan.
Selain itu, warga kota juga sudah menerapkan sila keempat yang diwujudkan melalui peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, Ketua RT/RW yang menjadi pemimpin di dalam mengatasi berbagai persoalan kemasyarakatan, permasalahan sosial, ekonomi juga permasalahan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan masing–masing.
"Dukungan dari pemimpin- pemimpin kemasyarakatan ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan dan kemajuan Kota Surabaya, sehingga dia pun menyampaikan terimakasih banyak," ujarnya.
Selanjutnya, sila kelima dijalankan melalui usaha secara individu maupun kelompok, untuk berjuang sekuat tenaga keluar dari dampak Pandemi. Hal ini menjadi landasan bersama untuk kembali bergerak maju melanjutkan capaian–capaian menarik yang telah diraih Surabaya sebelumnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma berharap warga Surabaya harus menjadi bangsa pemenang dan bukan bangsa pecundang. Ia juga berharap warga bisa menjadi tuan dan nyonya, jangan hanya menjadi penonton apalagi hamba sahaya semata di kota sendiri, hanya karena kurangnya persiapan yang dilakukan.
Baca juga: Wakil Wali Kota sepakat Surabaya punya mobil PCR sendiri
Baca juga: Sepekan, normal baru menurut JK hingga 500 peneliti terbaik Indonesia
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment