Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh jajarannya agar strategi rem dan gas dalam menangani pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi nasional, tidak kendur dan tak kehilangan keseimbangan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin mengingatkan keseimbangan antara rem dan gas harus terus dijaga dan jangan sampai timbul kebijakan yang memicu risiko penularan COVID-19 gelombang kedua.
Baca juga: Presiden minta jajarannya beri perhatian khusus pada proses pilkada
“Strategi yang sejak awal kita sampaikan rem dan gas diatur betul jangan sampai kendur, dan juga memunculkan risiko gelombang yang kedua, yang bisa membuat kita set back mundur lagi, ” kata Presiden dalam rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Oleh karena itu, Presiden meminta Komite Penanganan COVID-19 dan PEN serta pemerintah daerah, mencegah dan tidak segan mengintervensi secara tegas kegiatan yang berpotensi melanggar protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
“Lakukan tindakan pencegahan sedini mungkin,” ujar Jokowi.
Menurut Presiden, keseimbangan kebijakan rem dan gas antara penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi selama ini sudah membuahkan hasil.
Per 22 November 2020, rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia sebesar 12,78 persen, atau jauh lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang sebesar 28,41 persen.
Kemudian rata rata tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 84,03 persen atau lebih tinggi dibanding dunia yang sebesar 69,2 persen.
“Kemudian di bidang ekonomi, tren pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 dari -5,32 persen membaik di kuartal III 2020 jadi -3,49 persen. Ini juga harus kita perbaiki agar kuartal IV 2020 lebih baik dibanding kuartal III 2020,” demikian Kepala Negara.
Baca juga: Presiden minta satgas-gubernur seimbangkan urusan pandemi dan ekonomi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin mengingatkan keseimbangan antara rem dan gas harus terus dijaga dan jangan sampai timbul kebijakan yang memicu risiko penularan COVID-19 gelombang kedua.
Baca juga: Presiden minta jajarannya beri perhatian khusus pada proses pilkada
“Strategi yang sejak awal kita sampaikan rem dan gas diatur betul jangan sampai kendur, dan juga memunculkan risiko gelombang yang kedua, yang bisa membuat kita set back mundur lagi, ” kata Presiden dalam rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Oleh karena itu, Presiden meminta Komite Penanganan COVID-19 dan PEN serta pemerintah daerah, mencegah dan tidak segan mengintervensi secara tegas kegiatan yang berpotensi melanggar protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
“Lakukan tindakan pencegahan sedini mungkin,” ujar Jokowi.
Menurut Presiden, keseimbangan kebijakan rem dan gas antara penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi selama ini sudah membuahkan hasil.
Per 22 November 2020, rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia sebesar 12,78 persen, atau jauh lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang sebesar 28,41 persen.
Kemudian rata rata tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 84,03 persen atau lebih tinggi dibanding dunia yang sebesar 69,2 persen.
“Kemudian di bidang ekonomi, tren pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 dari -5,32 persen membaik di kuartal III 2020 jadi -3,49 persen. Ini juga harus kita perbaiki agar kuartal IV 2020 lebih baik dibanding kuartal III 2020,” demikian Kepala Negara.
Baca juga: Presiden minta satgas-gubernur seimbangkan urusan pandemi dan ekonomi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment