Dalam konteks G20, mendahulukan kepentingan nasional jauh lebih bermanfaat ketimbang mengusulkan hal-hal yang berpotensi mengebiri national interest
Jakarta (ANTARA) - Pengamat kelautan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menyatakan bahwa hasil G20 di mana Indonesia menjabat sebagai Presidensi G20 pada 2022 ini, ke depannya harus bisa bermanfaat bagi ekspor sektor perikanan nasional."Dalam konteks G20, mendahulukan kepentingan nasional jauh lebih bermanfaat ketimbang mengusulkan hal-hal yang berpotensi mengebiri national interest," kata Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, hasil G20 harus benar-benar bisa bermanfaat untuk ekspor perikanan, khususnya melihat bagaimana situasi di tengah pasar yang sedang bergejolak akibat konflik Rusia-Ukraina.
Halim mengingatkan bahwa G20 merupakan simbolisasi negara-negara yang memiliki nilai ekonomi besar dalam perdagangan global, dilihat dari sejumlah hal seperti jumlah penduduk atau pendapatan per kapita.
"G20 mensyaratkan adanya relasi perdagangan yang terbuka dan tanpa hambatan. Sebagai salah satu produsen perikanan global, Indonesia memiliki kelebihan sumber daya ketimbang negara lain, meski masalahnya adalah material yang diperdagangkan didominasi oleh ikan gelondongan," katanya.
Ia berpendapat bahwa selama ini kemudahan dalam perdagangan global sudah dimanfaatkan oleh pelaku usaha di dalam negeri, namun tantangannya saat ini adalah bagaimana nilai ekonomi yang diperoleh selama ini bisa ditingkatkan melalui ekspor barang jadi bernilai tambah di sektor perikanan, misalnya dengan produk ikan kaleng atau olahan.
Untuk itu, institusi terkait juga diharapkan dapat memperbanyak pelatihan nilai tambah kepada UMKM sektor perikanan agar produk yang diekspor ke depannya tidak dominan gelondongan, serta perlu adanya sentra perikanan yang betul-betul berdasarkan kebutuhan di lapangan.
Abdul Halim mengingatkan bahwa di sejumlah daerah, masih ada UMKM yang butuh pasokan listrik reguler dan sebaliknya ada yang masih berjibaku dengan kendala transportasi, tetapi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SPKT) tidak beroperasi maksimal sesuai tujuan awal.
Seperti diketahui, Pertemuan Forum Perdagangan, Investasi dan Industri G20 atau Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 dijadwalkan akan mulai digelar di Solo, Jawa Tengah, pada 29-31 Maret 2022.
Baca juga: Luhut targetkan RI jadi lima besar eksportir produk perikanan dunia
Baca juga: KKP: Akses pasar ekspor baru untuk tarif 0 persen produk perikanan
Baca juga: PT Perindo fokuskan pasar ekspor pada 2022
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment