Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan puasa harus jadi momentum untuk membangkitkan semangat juang kebangsaan.
Oleh karena itu, PDIP berupaya membangkitkan semangat juang itu dengan mengundang Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan komunitas musik Kyai Kanjeng untuk bersama-sama mengkaji pemikiran Islam sekaligus kebudayaan Nusantara di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (10/4).
“Cak Nun dikenal sebagai sosok budayawan, pemikir Islam kebangsaan, dan begitu menyelami persoalan rakyat. Kehadiran Cak Nun dan Kyai Kanjengnya menghadirkan semangat Sunan Kalijaga yang begitu menyelami kebudayaan Nusantara sekaligus menggelorakan rasa cinta tanah air,” kata Hasto sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Kegiatan belajar itu, Hasto menambahkan, merupakan upaya PDIP menyemarakkan Ramadhan sebagai bulan suci umat Islam. Kegiatan itu digelar melalui organisasi di bawah naungan PDIP, yaitu Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDIP.
“PDI Perjuangan kembali membuktikan dirinya sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya,” ujar Hasto.
Tidak hanya belajar bersama Cak Nun, PDIP juga akan menggelar kegiatan berbuka puasa bersama dengan berbagai panganan khas Nusantara.
Menu-menu makanan tradisional yang akan disajikan untuk buka puasa dimasak oleh Dapur Umum Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP.
Hasto menyebut menu khusus yang akan dimasak pada acara itu adalah Sayur Lodeh Bung Karno. Sayur lodeh, masakan berkuah santan yang banyak ditemukan di Pulau Jawa, merupakan salah satu makanan kesukaan Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno.
Dapur Umum Baguna PDIP juga akan menyajikan berbagai macam rebusan dan aneka gorengan yang menggunakan minyak kelapa.
“Menu makanan buka puasa yang disajikan (salah satunya) Sayur Lodeh Bung Karno, aneka makanan rebusan, dan secara khusus makanan gorengan akan digoreng dengan minyak kelapa yang dibuat sendiri oleh Baguna,” kata Hasto.
Baca juga: Gus Yahya ingatkan ulama harus mengayomi dan mengasihi umat
Baca juga: Gus Muwafiq: Konsep agama dan budaya tak terpisahkan
Baca juga: Hasto: MoU dengan BPN sejalan dengan amanat kongres partai
Oleh karena itu, PDIP berupaya membangkitkan semangat juang itu dengan mengundang Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan komunitas musik Kyai Kanjeng untuk bersama-sama mengkaji pemikiran Islam sekaligus kebudayaan Nusantara di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (10/4).
“Cak Nun dikenal sebagai sosok budayawan, pemikir Islam kebangsaan, dan begitu menyelami persoalan rakyat. Kehadiran Cak Nun dan Kyai Kanjengnya menghadirkan semangat Sunan Kalijaga yang begitu menyelami kebudayaan Nusantara sekaligus menggelorakan rasa cinta tanah air,” kata Hasto sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Kegiatan belajar itu, Hasto menambahkan, merupakan upaya PDIP menyemarakkan Ramadhan sebagai bulan suci umat Islam. Kegiatan itu digelar melalui organisasi di bawah naungan PDIP, yaitu Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDIP.
“PDI Perjuangan kembali membuktikan dirinya sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya,” ujar Hasto.
Tidak hanya belajar bersama Cak Nun, PDIP juga akan menggelar kegiatan berbuka puasa bersama dengan berbagai panganan khas Nusantara.
Menu-menu makanan tradisional yang akan disajikan untuk buka puasa dimasak oleh Dapur Umum Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP.
Hasto menyebut menu khusus yang akan dimasak pada acara itu adalah Sayur Lodeh Bung Karno. Sayur lodeh, masakan berkuah santan yang banyak ditemukan di Pulau Jawa, merupakan salah satu makanan kesukaan Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno.
Dapur Umum Baguna PDIP juga akan menyajikan berbagai macam rebusan dan aneka gorengan yang menggunakan minyak kelapa.
“Menu makanan buka puasa yang disajikan (salah satunya) Sayur Lodeh Bung Karno, aneka makanan rebusan, dan secara khusus makanan gorengan akan digoreng dengan minyak kelapa yang dibuat sendiri oleh Baguna,” kata Hasto.
Baca juga: Gus Yahya ingatkan ulama harus mengayomi dan mengasihi umat
Baca juga: Gus Muwafiq: Konsep agama dan budaya tak terpisahkan
Baca juga: Hasto: MoU dengan BPN sejalan dengan amanat kongres partai
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment