Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) TNI Julius Widjojono menilai usulan membentuk angkatan siber untuk melengkapi tiga matra TNI merupakan proyeksi yang ideal tetapi itu butuh dikaji secara ilmiah.
Dia mencontohkan angkatan siber bukan hal yang baru, karena beberapa negara salah satunya Amerika Serikat telah membentuk angkatan sibernya pada 2010.
“Kalau saya melihat ini harus dikaji secara ilmiah, sangat ideal memang, kalau di Amerika beberapa tahun yang lalu punya USCYBERCOM (United States Cyber Command),“ kata Laksda Julius saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan jika Indonesia juga ingin membentuk angkatan siber, tentu harus memikirkan struktur organisasi dan kelembagaannya di TNI, termasuk terkait rekrutmen dan jenjang kariernya.
Tidak hanya itu, Julius menambahkan tugas, pokok, dan fungsi angkatan siber juga perlu dikaji, karena saat ini ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Satuan Siber TNI, kemudian di masing-masing matra juga memiliki organisasi serupa, misalnya Pusat Sandi dan Siber TNI Angkatan Darat (Pussansiad), Satuan Siber TNI Angkatan Laut (Satsiberal), dan Satuan Siber Dinas Pengamanan dan Sandi TNI Angkatan Udara (Satsiber Dispamsanau).
“Kita kalau menuju ke sana berarti berpikir mulai dari runutan SDM-nya seperti apa, tamtama, korps-nya apa, bintaranya itu apa, kemudian perwiranya terus berjenjang, kemudian pengembangan kariernya seperti apa, kemudian cyber-cyber yang ada sekarang ini mulai dari BSSN, Satsiber-nya TNI, baik di matra maupun di Mabes TNI,” kata Julius.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto pada sela-sela acara Seminar Nasional “Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045” di Jakarta, Senin (7/8), mengusulkan pembentukan angkatan siber sebagai angkatan keempat dari tiga matra TNI.
“Hari Jumat (11/8), saya diminta bicara tentang kemungkinan Indonesia seperti Singapura punya angkatan siber. Saya harus menawarkan roadmap-nya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara,” kata Gubernur Lemhannas RI.
Dia mencontohkan Indonesia dapat belajar dari pengalaman Singapura yang membentuk angkatan sibernya pada Oktober 2022. Sejak dibentuk beberapa bulan lalu, angkatan siber di Singapura diperkuat oleh 3.000 prajurit per 2023. Pemerintah Singapura, kata Andi, menargetkan menambah jumlah pasukan angkatan sibernya sampai 12.000 dalam kurun waktu 8 tahun.
"Mereka (Singapura) punya seragam (berwarna) hijau untuk Angkatan Darat, seragam putih untuk Angkatan Laut, seragam biru Angkatan Udara, dan abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen," kata Andi Widjojanto.
Baca juga: Gubernur Lemhannas usul rencana bentuk Angkatan Siber RI
Baca juga: Pussansiad akan rekrut lebih banyak ahli siber jadi prajurit AD
Dia mencontohkan angkatan siber bukan hal yang baru, karena beberapa negara salah satunya Amerika Serikat telah membentuk angkatan sibernya pada 2010.
“Kalau saya melihat ini harus dikaji secara ilmiah, sangat ideal memang, kalau di Amerika beberapa tahun yang lalu punya USCYBERCOM (United States Cyber Command),“ kata Laksda Julius saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan jika Indonesia juga ingin membentuk angkatan siber, tentu harus memikirkan struktur organisasi dan kelembagaannya di TNI, termasuk terkait rekrutmen dan jenjang kariernya.
Tidak hanya itu, Julius menambahkan tugas, pokok, dan fungsi angkatan siber juga perlu dikaji, karena saat ini ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Satuan Siber TNI, kemudian di masing-masing matra juga memiliki organisasi serupa, misalnya Pusat Sandi dan Siber TNI Angkatan Darat (Pussansiad), Satuan Siber TNI Angkatan Laut (Satsiberal), dan Satuan Siber Dinas Pengamanan dan Sandi TNI Angkatan Udara (Satsiber Dispamsanau).
“Kita kalau menuju ke sana berarti berpikir mulai dari runutan SDM-nya seperti apa, tamtama, korps-nya apa, bintaranya itu apa, kemudian perwiranya terus berjenjang, kemudian pengembangan kariernya seperti apa, kemudian cyber-cyber yang ada sekarang ini mulai dari BSSN, Satsiber-nya TNI, baik di matra maupun di Mabes TNI,” kata Julius.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto pada sela-sela acara Seminar Nasional “Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045” di Jakarta, Senin (7/8), mengusulkan pembentukan angkatan siber sebagai angkatan keempat dari tiga matra TNI.
“Hari Jumat (11/8), saya diminta bicara tentang kemungkinan Indonesia seperti Singapura punya angkatan siber. Saya harus menawarkan roadmap-nya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara,” kata Gubernur Lemhannas RI.
Dia mencontohkan Indonesia dapat belajar dari pengalaman Singapura yang membentuk angkatan sibernya pada Oktober 2022. Sejak dibentuk beberapa bulan lalu, angkatan siber di Singapura diperkuat oleh 3.000 prajurit per 2023. Pemerintah Singapura, kata Andi, menargetkan menambah jumlah pasukan angkatan sibernya sampai 12.000 dalam kurun waktu 8 tahun.
"Mereka (Singapura) punya seragam (berwarna) hijau untuk Angkatan Darat, seragam putih untuk Angkatan Laut, seragam biru Angkatan Udara, dan abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen," kata Andi Widjojanto.
Baca juga: Gubernur Lemhannas usul rencana bentuk Angkatan Siber RI
Baca juga: Pussansiad akan rekrut lebih banyak ahli siber jadi prajurit AD
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment