Jakarta (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia menggelar kegiatan Smart Outlook Economic di Ballroom Adhiyana, Wisma Antara pada Jumat, 31 Januari 2020.
Ketua PWI Atal S Depari mengatakan acara tersebut adalah salah satu upaya yang dilancarkan PWI untuk mendiskusikan trik dalam menyiasati resesi ekonomi global yang sedang menghantui dunia saat ini.
“Sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi lebih melambat di hampir 90 persen dunia. Di tengah kisruh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam dua tahun terakhir ini, mengakibatkan aktivitas manufaktur dan investasi di seluruh dunia melemah secara substansial. Dampaknya, berbagai data yang dibeberkan Kementerian Keuangan dan Badan Statistik di sejumlah negara memperlihatkan pelemahan ekonomi dan ancaman resesi," kata Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ketua PWI Atal S Depari mengatakan acara tersebut adalah salah satu upaya yang dilancarkan PWI untuk mendiskusikan trik dalam menyiasati resesi ekonomi global yang sedang menghantui dunia saat ini.
“Sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi lebih melambat di hampir 90 persen dunia. Di tengah kisruh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam dua tahun terakhir ini, mengakibatkan aktivitas manufaktur dan investasi di seluruh dunia melemah secara substansial. Dampaknya, berbagai data yang dibeberkan Kementerian Keuangan dan Badan Statistik di sejumlah negara memperlihatkan pelemahan ekonomi dan ancaman resesi," kata Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Smart Outlook Economic, upaya PWI turut siasati resesi ekonomi
Resesi ekonomi yang menimpa sejumlah negara dalam dua tahun belakangan mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/ GDP) riil di sejumlah negara.
Sampai dengan kuartal ke-3 tahun 2019, sejumlah negara seperti Jepang, Singapura, Hongkong dan Turki, mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi itu salah satunya dipicu oleh ekspansi peran dagang Amerika Serikat dan China yang terus berlangsung serta desakan agar pemerintah mampu melepaskan ketergantungan perusahaan lokal pada pinjaman.
Ditambah lagi dengan berkembangnya virus Corona yang saat ini sedang mengejutkan dan membuat geger dunia diperkirakan dapat berpotensi memicu krisis ekonomi global juga.
Dalam artikel yang di publikasikan dengan judul How China’s Virus Outbreak Could Threaten The Global Economy, dipaparkan kejatuhan pasar keuangan dunia pada Kamis, 23 Januari 2020, di mana kejadian tersebut diindikasikan sebagai sinyal ketakutan akan krisis ekonomi global.
Indonesia memang belum perlu khawatir dalam menyikapi berbagai polemik dunia akan isu krisis ekonomi global yang terjadi saat ini. Kendati perlu juga meningkatkan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi hal tersebut mengingat kondisi pertumbuhan Indonesia masih cenderung stagnan di angka lima persen dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Tujuh tempat jadi arena kegiatan HPN 2020 di Kalsel
Untuk itu, PWI mengundang sejumlah praktisi dan pakar ekonomi untuk menjadi narasumber dalam diskusi bertemakan "Jurus Bisnis dan Investasi dalam Menyiasati Resesi Ekonomi Global”.
Narasumber itu antara lain Komisaris Independen Bank Central Asia Raden Pardede, Director of Chief Economist and Head of Research PT. Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih, Peneliti INDEF untuk Centre of Food, Energy and Sustainable Development Goals Rusli Abdullah, dan Managing Partner, Inventure Yuswohady.
Baca juga: PWI Kalsel: 24 dubes hadiri puncak HPN
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment