Pikiran saya ekspor ya tinggal ekspor saja. Rupanya, lupa saya kalau ada Menteri Perdagangan...
Jakarta (ANTARA) - Rencana ekspor beras renceng sebanyak 100 ton ke Arab Saudi oleh Perum Bulog yang seharusnya dilakukan pada Kamis ini harus tertunda karena proses administrasi yang belum selesai."Rencananya hari ini, tetapi saya harus undur karena ada beberapa administrasi yang kurang. Ternyata ekspor itu tidak mudah karena harus ada prosedur," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Kamis.
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan permintaan ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan di Arab Saudi ini tentu saja disambut baik oleh BUMN pangan tersebut. Namun Buwas mengaku lupa untuk mengurus prosedur eksportasi ke Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Oleh karena itu, ia pun meminta agar Kemendag dapat membantu memberikan izin ekspor beras renceng itu mengingat pengusaha importir dari Arab Saudi meminta pengiriman beras dilakukan secepatnya.
"Pikiran saya ekspor ya tinggal ekspor saja. Rupanya, lupa saya kalau ada Menteri Perdagangan, karena itu kan kewenangannya Kementerian Perdagangan, ya wajar. Jadi sekarang saya minta bantuan, karena Arab Saudi minta segera," kata Budi Waseso yang juga Mantan Kepala BNN tersebut, sambil tertawa.
Baca juga: Bulog ekspor beras renceng ke Arab Saudi pekan depan
Ada pun pengiriman tahap awal dilakukan sebesar 100 ton. Namun, ada penambahan permintaan jumlah beras dari Arab Saudi hingga 10.000 ton. Impor beras yang dilakukan pihak Arab Saudi ini bertujuan memenuhi kebutuhan para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut, baik bekerja, maupun melaksanakan ibadah umrah.
Beras renceng kemasan 250 gram tersebut dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram. Umumnya, WNI tidak terlalu menyukai jenis beras yang biasa dikonsumsi di Arab Saudi.
"TKI di sana banyak juga. Banyak keluhan dari masyarakat kita yang ada di sana, mereka tidak suka karena beras yang di sana bentuknya panjang-panjang. Masyarakat kita di sana kangen dengan beras aslinya. Di sana enggak ada. Nah, sekarang direspon sama Pemerintah Arab Saudi," kata Budi Waseso.
Budi Waseso menambahkan ekspor beras ke Arab Saudi itu tidak hanya berhenti pada jenis beras renceng saja, melainkan juga pada beras kemasan 5 kilogram dan 10 kilogram pada tahap selanjutnya.
Baca juga: Kementan pererat kerja sama dengan Arab Saudi untuk ekspor beras
Baca juga: Peneliti: ekspor 500.000 ton beras positif bagi usaha penggilingan
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment