Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, meminta pemerintah --khususnya Kementerian Kesehatan-- menyosialisasikan kemampuan negara menangkal dan mencegah penyebaran virus corona ke dalam negeri.
"Selain itu, sebagai bagian dari langkah pencegahan, Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM memonitor mobilitas puluhan ribu tenaga kerja asing (TKA), terutama TKA asal Tiongkok," kata dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Ia mengapresiasi langkah Menteri Kesehatan, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) dr Terawan Agus Putranto, dan jajarannya menenangkan masyarakat walau sebagian kalangan menilai langkah-langkah itu belum efektif karena insidentil atau sepintas lalu.
"Selain itu, sebagai bagian dari langkah pencegahan, Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM memonitor mobilitas puluhan ribu tenaga kerja asing (TKA), terutama TKA asal Tiongkok," kata dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Ia mengapresiasi langkah Menteri Kesehatan, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) dr Terawan Agus Putranto, dan jajarannya menenangkan masyarakat walau sebagian kalangan menilai langkah-langkah itu belum efektif karena insidentil atau sepintas lalu.
Baca juga: Petugas semprotkan cairan khusus pada WNI dari Wuhan
Sementara itu menurut dia pemberitaan tentang ekses dan penyebaran virus corona demikian intens akhir-akhir ini dan informasi tentang kemampuan negara menangkal virus itu pun masih simpang siur, dan tidak jarang "dibumbui" hoaks.
"Karena itu Kementerian Kesehatan segera menyiapkan penjelasan atau informasi publik tentang kemampuan negara menangkal penyebaran virus corona di dalam negeri. Informasi resmi itu hendaknya seragam dan disebarluaskan atau disosialisasikan ke semua daerah oleh jajaran Dinas Kesehatan di setiap provinsi serta kabupaten/kota," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan penjelasan atau informasi resmi yang seragam, diharapkan tidak ada lagi kesimpangsiuran, hoaks atau spekulasi lainnya tentang virus corona di Indonesia. Langkah seperti itu menurut dia juga bertujuan mencegah rasa panik di tengah masyarakat.
Baca juga: WNI dari Wuhan langsung memasuki Pesawat TNI
Bamsoet mengingatkan bahwa masyarakat tidak hanya peduli pada pemberitaan tentang dampak virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV), tetapi juga mulai cemas.
Menurut dia, kecemasan masyarakat itu direfleksikan warga Natuna ketika menyikapi keputusan pemerintah menetapkan Natuna sebagai lokasi karantina bagi 250 WNI yang dievakuasi dari China.
"Kecemasan itu sangat wajar mengingat sebagian besar masyarakat begitu awam tentang virus corona dan cara menangkalnya. Sedangkan pemberitaan tentang ekses virus ini sangat intens dan mulai menebarkan rasa takut," ujarnya.
Baca juga: Rusia tangguhkan perjalanan turis bebas visa ke dan dari China
Apalagi menurut dia setelah WHO juga menetapkan status virus corona Wuhan sebagai darurat dunia yang ditindaklanjuti banyak negara dengan ragam tindakan preventif menangkal penyebaran virus itu.
Selain itu Soesatyo juga mendesak Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM memonitor mobilitas puluhan ribu tenaga kerja asing asal China.
Baca juga: Penyebaran virus corona meluas penularan terjadi di Jepang
Menurut dia, hingga akhir tahun 2019, jumlah TKA asal China di Indonesia lebih dari 30.000 orang, di antara jumlah itu, sebagian tentunya keluar masuk Indonesia-China untuk berbagai keperluan.
"Apalagi, momentum Tahun Baru Imlek baru saja berlalu. Pemantauan terhadap mobilitas TKA asal Tiongkok itu semata-mata bertujuan mencegah penyebaran virus corona di dalam negeri," ujarnya.
Baca juga: Wabah corona China: 304 tewas, 322 sembuh
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment