Jakarta (ANTARA) - Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Hong Tjhin mengemukakan, di tengah-tengah penyebaran wabah COVID-19, saat ini merupakan waktu yang tepat agar bisa melakukan mawas diri sekaligus menguatkan ikatan dengan anggota keluarga masing-masing.
"Inilah saat yang terbaik untuk mawas diri, introspeksi dan menguatkan ikatan dengan keluarga," kata Hong Tjhin di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, umat Buddha Indonesia telah diimbau untuk menghentikan semua kegiatan di tempat ibadah serta menangguhkan acara berkumpul-kumpul di tempat-tempat tersebut.
Ia menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah agar warga tidak berkumpul dan menjaga jarak satu sama lain minimal dua meter.
Baca juga: Ibadah massal Kristiani & Budha diimbau ditunda terkait COVID-19
Baca juga: Kadin dan Yayasan Tzu Chi galang donasi bantu perangi COVID-19
Baca juga: Yayasan Buddha Tzu Chi serahkan donasi ribuan APD ke RSCM
Hong Tjhin juga merekomendasikan agar aktivitas yang biasanya dilakukan di tempat ibadah, bisa dilakukan di rumah masing-masing dengan menggunakan teknologi.
Selain itu, lanjutnya, bisa pula melakukan ibadah pendalaman dengan dharma dan meningkatkan komunikasi dengan anggota keluarga. "Banyak yang masih bisa kita kerjakan meski kita tidak berkumpul," katanya.
Ia menuturkan salah satu ajaran yang terdapat dalam kitab suci Buddha mengajarkan bahwa melindungi diri sendiri sama dengan melindungi orang lain, dan melindungi orang lain sama dengan melindungi diri sendiri.
"Mari kita bersama, bersatu hati, berdoa dengan tulus, kita bervegetarian dan membangkitkan cinta kasih untuk bisa melalui masa sulit ini dengan lancar dan baik," ucapnya.
Berbagai pemuka agama hadir dalam jumpa pers bertajuk "Anjuran Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Berkaitan dengan Self-Distancing untuk Menghindari Penyebaran COVID-19", Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Sabtu ini.
Selain perwakilan dari PGI, juga hadir antara lain Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh, Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Steven, serta Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Nyoman Suartanu.*
"Inilah saat yang terbaik untuk mawas diri, introspeksi dan menguatkan ikatan dengan keluarga," kata Hong Tjhin di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, umat Buddha Indonesia telah diimbau untuk menghentikan semua kegiatan di tempat ibadah serta menangguhkan acara berkumpul-kumpul di tempat-tempat tersebut.
Ia menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah agar warga tidak berkumpul dan menjaga jarak satu sama lain minimal dua meter.
Baca juga: Ibadah massal Kristiani & Budha diimbau ditunda terkait COVID-19
Baca juga: Kadin dan Yayasan Tzu Chi galang donasi bantu perangi COVID-19
Baca juga: Yayasan Buddha Tzu Chi serahkan donasi ribuan APD ke RSCM
Hong Tjhin juga merekomendasikan agar aktivitas yang biasanya dilakukan di tempat ibadah, bisa dilakukan di rumah masing-masing dengan menggunakan teknologi.
Selain itu, lanjutnya, bisa pula melakukan ibadah pendalaman dengan dharma dan meningkatkan komunikasi dengan anggota keluarga. "Banyak yang masih bisa kita kerjakan meski kita tidak berkumpul," katanya.
Ia menuturkan salah satu ajaran yang terdapat dalam kitab suci Buddha mengajarkan bahwa melindungi diri sendiri sama dengan melindungi orang lain, dan melindungi orang lain sama dengan melindungi diri sendiri.
"Mari kita bersama, bersatu hati, berdoa dengan tulus, kita bervegetarian dan membangkitkan cinta kasih untuk bisa melalui masa sulit ini dengan lancar dan baik," ucapnya.
Berbagai pemuka agama hadir dalam jumpa pers bertajuk "Anjuran Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Berkaitan dengan Self-Distancing untuk Menghindari Penyebaran COVID-19", Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Sabtu ini.
Selain perwakilan dari PGI, juga hadir antara lain Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh, Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Steven, serta Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Nyoman Suartanu.*
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment