Jakarta (ANTARA) - Pengamat kebijakan Profesor Tikki Pangestu dari National University of Singapore menyarankan agar Indonesia menerapkan teknologi sistem informasi seperti yang dilakukan Singapura dalam membantu melakukan pelacakan terhadap individu yang melakukan atau menjalin kontak dengan kasus-kasus Covid-19 di masyarakat.
"Penerapan teknologi sistem informasi tersebut sangat membantu khususnya dalam menjalankan langkah pelacakan individu yang melakukan atau menjalin kontak dengan kasus-kasus Covid-19 di masyarakat," ujar Tikki Pangestu dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.
"Penerapan teknologi sistem informasi tersebut sangat membantu khususnya dalam menjalankan langkah pelacakan individu yang melakukan atau menjalin kontak dengan kasus-kasus Covid-19 di masyarakat," ujar Tikki Pangestu dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Singapura menjalankan dan mengimplementasikan sistem informasi yang sangat efektif dengan menggunakan big data dan kecerdasan buatan dalam rangka pengawasan dan pelacakan sangat efektif terhadap kasus-kasus Covid-19 yang terjadi di dalam masyarakat.
Baca juga: Bukan TraceTogether, aplikasi PeduliLindungi lacak sebaran corona
"Kebetulan langkah penerapan teknologi informasi dalam pengawasan dan pelacakan kasus-kasus Covid-19 ini juga dilakukan dengan sangat baik oleh Tiongkok," kata pengamat tersebut.
Tikki Pangestu menilai Singapura mungkin merupakan sebuah negara yang bereaksi cepat sekaligus mengantisipasi skenario-skenario yang kemungkinan terjadi terkait pandemi Covid-19.
"Hal yang paling terpenting saat ini adalah pentingnya kecepatan reaksi dan antisipasi.Keduanya sangat krusial untuk menghambat penyebaran pandemi Covid-19," kata pengamat yang pernah menjabat sebagai Director of Research Policy & Cooperation World Health Organization (WHO) tersebut.
Selain penerapan teknologi sistem informasi yang baik, Singapura juga melakukan pemantauan dan pembendungan pandemi Covid-19 dengan berfokus pada tes pemeriksaan yang cepat, masif dan kurat untuk mengetahui kasus-kasus positif Covid-19.
Baca juga: Pemerintah akan pasang aplikasi lacak penyebaran corona
Kemudian melakukan isolasi dan pelacakan kontak secara luas dalam rangka mengisolasi atau "ring fence" kasus-kasus Covid-19 di dalam kluster-kluster atau zona merah serta mencegah penyebaran ke komunitas lebih luas.
Singapura juga menjalankan social distancing dan pembatasan mobilitas yang mencakup pembatasan arus keluar masuk di dalam wilayah dan ke luar Singapura, lalu pemberlakukan kebijakn stay and work from home, pelarangan atau pembatasan public gathering dan mobilitas individu.
"Salah satu hal paling penting yang dilakukan Singapura dalam menanggulangi pandemi Covid-19 adalah melindungi para tenaga medisnya yang berjuang di garda terdepan dengan alat-alat pelindung diri atau APD," kata Tikki Pangestu.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment