Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyampaikan satu kabar gembira yakni berdasarkan penelitian, semakin tinggi temperatur dan kelembapan udara serta adanya paparan sinar matahari langsung akan memperpendek masa hidup virus Corona penyebab penyakit COVID-19.

Hal itu berdasarkan pernyataan dari pejabat "Department of Homeland Security" dari pemerintah Amerika Serikat.
Baca juga: Yurianto: penularan sangat mungkin terjadi di perjalanan mudik

Baca juga: Jubir Pemerintah: Atasi COVID-19 dengan putus rantai penularan

Baca juga: Kemenkes: Penggunaan APD "coverall" disesuaikan risiko penularan


"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembapan, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus COVID-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori, berita ini sangat menggembirakan bagi Indonesia," kata Presiden Jokowi di Istama Merdeka Jakarta, Jumat.
Indonesia menurut Presiden adalah negara yang beriklim tropis dengan suhu yang panas, udara lembap, dan kaya sinar matahari.

Namun Presiden Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak lupa dengan protokol pencegahan COVID-19.

"Namun demikian, jangan lupa protokol pencegahan penularan COVID-19 harus terus kita jalankan secara disiplin dengan disiplin yang kuat," ungkap Presiden.
Ada empat protokol pencegahan COVID-19 yang diingatkan Presiden.

"Satu, cuci tangan, selalu cuci tangan; yang kedua, selalu menggunakan masker; yang ketiga, jaga jarak; dan yang keempat tingkatkan imunitas, tingkatkan daya tahan tubuh," tambah Presiden.
Hingga Jumat (24/4), jumlah positif COVID-19 di Indonesia mencapai 8.211 kasus dengan 1.002 orang dinyatakan sembuh dan 689 orang meninggal dunia dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 18.301 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 197.951 orang.

Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia dengan daerah terbanyak positif yaitu DKI Jakarta (3.599), Jawa Barat (862), Jawa Timur (690), Sulawesi Selatan (420), Jawa Tengah (575), Banten (359), Bali (177), Papua (136), Kalimantan Selatan (132), Nusa Tenggara Barat (153), Sumatera Selatan (106), Sumatera Utara (96).

Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Jumat (24/4) siang terkonfirmasi di dunia ada 2.737.866 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 191.423 kematian sedangkan sudah ada 752.284 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di Amerika Serikat mencapai 886.709 kasus, di Spanyol 213.024 kasus, di Italia 189.973 kasus, di Prancis 158.183, di Jerman sebanyak 153.215, Inggris sebanyak 138.078, di Turki 101.790 dan di Iran 87.026.

Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Amerika Serikat yaitu sebanyak 50.243 orang, disusul Italia yaitu sebanyak 25.549 orang, Spanyol sebanyak 22.157 orang, Prancis sebanyak 21.856 orang, Inggris sejumlah 18.738 orang kemudian Belgia sebanyak 6.679 orang. Saat ini sudah ada lebih dari 213 negara dan teritori yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ramadhan momen memutus rantai penularan COVID-19

Baca juga: Akademisi: Tradisi mudik bisa picu gelombang kedua penularan COVID-19
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2020