Chicago (ANTARA) - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dalam perdagangan yang menipis karena hari libur ketika beberapa investor mengambil untung, namun ketegangan AS dan China dan langkah-langkah stimulus luas oleh pemerintah di seluruh dunia membatasi penurunan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 8,20 dolar AS atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 1.726,40 dolar AS per ounce. Emas berjangka naik 13,6 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.735,50 dolar AS pada Jumat (22/5), setelah sehari sebelumnya jatuh 30,2 dolar AS atau 1,72 persen.

Sebagian besar pasar di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Asia ditutup untuk hari libur publik.

"Dengan semua ketidakpastian yang terjadi di dunia dan pemerintah-pemerintah menyuntikkan uang ke dalam ekonomi mereka serta suku bunga menjadi lebih rendah, emas secara khusus memiliki kemungkinan yang bagus untuk menguji level tertinggi baru lebih cepat," kata Afshin Nabavi, wakil presiden senior di pedagang logam mulia MKS SA.

Aksi ambil untung, kurangnya volume dan tindak lanjut pada sisi positif membebani emas pada Senin (25/5), Nabavi menambahkan.

Saham-saham Eropa menguat karena optimisme atas pelonggaran penguncian dan tanda-tanda lebih banyak stimulus untuk ekonomi zona euro.

Pekan lalu, emas naik ke level tertinggi sejak Oktober 2012, didorong oleh stimulus moneter dan fiskal, kekhawatiran resesi, dan ketegangan AS-China.

Ketegangan perang dagang meningkat, yang seharusnya terus mendukung harga emas dalam jangka pendek, Stephen Innes, kepala strategi pasar di perusahaan jasa keuangan AxiCorp, mengatakan dalam sebuah catatan.

Usulan undang-undang keamanan nasional Beijing untuk Hong Kong dapat menyebabkan sanksi AS, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien mengatakan pada Minggu (24/5).
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2020