Denpasar (ANTARA) - Gempa bumi tektonik magnitudo 4,4 mengguncang wilayah Kabupaten Karangasem, Bali dan Lombok Utara, NTB pada 11 Mei 2020 pukul 06.09.58 wita.
"Berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Karangasem III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan Lombok Utara II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl SEIS, dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin.
"Berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Karangasem III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan Lombok Utara II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl SEIS, dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan bahwa dari hasil pemodelan tersebut menunjukkan bahwa gempa bumi tektonik ini tidak berpotensi tsunami.
Episenter terletak pada koordinat 8,30 LS dan 116,00 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 18 km BaratLaut Lombok Utara-NTB, dan pada kedalaman 13 km.
"Untuk mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif busur belakang (Back Arc Thrust)," jelasnya.
Selain itu, hingga pukul 06:22 wita hasil dari monitoring BMKG bahwa belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara itu, Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman menjelaskan bahwa gempa bumi ini masih masuk dalam rangkaian gempa tahun 2018 lalu.
"Kalau dilihat dari lokasinya dan kedalamannya, penyebab gempa tersebut adalah akibat aktifitas sesar busur belakang flores, sama dengan gempa Lombok tahun 2018," jelasnya.
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment