Paris (ANTARA) - Jumlah infeksi virus corona terkonfirmasi di Prancis bertambah 115 atau setara 0,1 persen, menjadi 144.921 pada Minggu.
Angka tersebut merupakan kenaikan harian terendah di Prancis sejak diberlakukan 'lockdown' pada 17 Maret, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.
Namun jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit naik tipis yakni 7 pasien, menjadi 17.185 setelah mengalami penurunan setiap harinya sejak 15 April.
Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa peningkatan yang panjang selama akhir pekan di rumah sakit Prancis lebih lambat dalam melaporkan data mereka dan pasien di rumah sakit sedikit lebih lama.
Meskipun jumlah kasus penularan di Prancis masih bertambah, otoritas di negara yang melahirkan pujangga terkemuka Gustav Flaubert itu sudah memberikan kelonggaran bagi umat beragama untuk mengadakan ibadah kolektif.
Namun para pemeluk keimanan religius yang hendak beribadah bersama diwajibkan mengenakan masker wajah dengan tetap mematuhi jaga jarak. Keputusan pemerintah itu disambut gembira oleh sejumlah pemeluk agama, yang menandakan bahwa aktivitas bersama dalam beribadah merupakan kebutuhan warga masyarakat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Liga Prancis musim depan rencananya dimulai 23 Agustus
Baca juga: Pandemi bakal paksa Mbappe dan Neymar bertahan di PSG musim depan
Baca juga: Pasteur Institute ungkap 4,4 persen populasi Prancis tertular COVID-19
Angka tersebut merupakan kenaikan harian terendah di Prancis sejak diberlakukan 'lockdown' pada 17 Maret, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.
Namun jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit naik tipis yakni 7 pasien, menjadi 17.185 setelah mengalami penurunan setiap harinya sejak 15 April.
Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa peningkatan yang panjang selama akhir pekan di rumah sakit Prancis lebih lambat dalam melaporkan data mereka dan pasien di rumah sakit sedikit lebih lama.
Meskipun jumlah kasus penularan di Prancis masih bertambah, otoritas di negara yang melahirkan pujangga terkemuka Gustav Flaubert itu sudah memberikan kelonggaran bagi umat beragama untuk mengadakan ibadah kolektif.
Namun para pemeluk keimanan religius yang hendak beribadah bersama diwajibkan mengenakan masker wajah dengan tetap mematuhi jaga jarak. Keputusan pemerintah itu disambut gembira oleh sejumlah pemeluk agama, yang menandakan bahwa aktivitas bersama dalam beribadah merupakan kebutuhan warga masyarakat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Liga Prancis musim depan rencananya dimulai 23 Agustus
Baca juga: Pandemi bakal paksa Mbappe dan Neymar bertahan di PSG musim depan
Baca juga: Pasteur Institute ungkap 4,4 persen populasi Prancis tertular COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment