Sentimen positif terkait pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi masih membayangi pergerakan harga aset berisiko
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diproyeksikan masih berpeluang menguat seiring pembukaan kembali kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Pada pukul 9.40 WIB rupiah melemah tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp13.888 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.885 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan meskipun rupiah sedikit melemah kemarin terhadap dolar AS tapi belum menghilangkan potensi penguatan hari ini.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi stagnan, dekati Rp13.900

"Sentimen positif terkait pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi masih membayangi pergerakan harga aset berisiko," ujar Ariston.

Pada Senin (8/6) kemarin, lanjut Ariston, bursa saham global menguat karena sentimen positif tersebut.

Menurut Ariston, pasar berekspektasi ekonomi akan segera pulih dengan pembukaan ekonomi. Data tenaga kerja AS yang positif Jumat (5/6) lalu menjadi salah satu bukti awal.

Baca juga: Dolar AS jatuh di tengah optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi

"Apalagi perekonomian saat ini juga masih didukung oleh stimulus bank sentral dan pemerintahan," katanya.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp13.700 per dolar AS dan potensi resisten Rp14.000 per dolar AS.

Pada Senin (8/6) lalu rupiah melemah tujuh poin atau 0,05 persen menjadi Rp13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.878 per dolar AS.

Baca juga: IHSG menguat tajam, terkerek optimisme pasar akan pulihnya ekonomi

Baca juga: Wall Street lanjutkan reli, Indeks Nasdaq capai rekor tertinggi


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020