Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pelaku usaha di Bali, khususnya kerajinan, untuk segera melakukan digitalisasi produk guna memperluas pemasaran selama wabah COVID-19.
"Pengusaha kerajinan semestinya kini tidak hanya mengandalkan berjualan secara konvensional dengan memajang hasil usahanya di pinggir jalan saja," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Pemulihan pariwisata Bali, Bamsoet ingatkan protokol kesehatan
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2020 minus 1,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Akomodasi makanan dan minuman mengalami dampak yang buruk dengan minus 9,11 persen, industri pengolahan minus 7,95 persen, transportasi pergudangan minus 6,21 persen, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) minus 4,67 persen, dan hanya ekspor yang masih tumbuh 21,87 persen.
Baca juga: Bamsoet: Ketahanan nasional harus dituntaskan dengan vaksin
"Masih tumbuhnya ekspor luar negeri menjadi pertanda bahwa Bali tak dilupakan dunia. Ini menjadi peluang dan pertanda bagi para pelaku usaha kerajinan untuk mendigitalisasi usaha mereka guna memperluas pangsa pasar ekspor. Walaupun turis asing belum bisa berlibur ke Bali, mereka masih bisa berbelanja barang kerajinan secara daring," katanya.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menegaskan membangkitkan ekonomi berbasis pariwisata dibtengah situasi pandemi bukanlah pekerjaan yang mudah karena masyarakat masih takut dengan COVID-19, meski ada juga yang rindu ingin berwisata.
Baca juga: Ketua MPR apresiasi penghapusan PPN perjalanan umrah
"Di sinilah tantangannya bagi Bali untuk mendapatkan kepercayaan publik. Bali harus menunjukkan keseriusan menekan penyebaran COVID-19. Selain mengandalkan keramahan, Bali juga harus menerapkan konsep bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan," kata mantan Ketua DPR RI itu.
"Pengusaha kerajinan semestinya kini tidak hanya mengandalkan berjualan secara konvensional dengan memajang hasil usahanya di pinggir jalan saja," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Pemulihan pariwisata Bali, Bamsoet ingatkan protokol kesehatan
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2020 minus 1,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Akomodasi makanan dan minuman mengalami dampak yang buruk dengan minus 9,11 persen, industri pengolahan minus 7,95 persen, transportasi pergudangan minus 6,21 persen, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) minus 4,67 persen, dan hanya ekspor yang masih tumbuh 21,87 persen.
Baca juga: Bamsoet: Ketahanan nasional harus dituntaskan dengan vaksin
"Masih tumbuhnya ekspor luar negeri menjadi pertanda bahwa Bali tak dilupakan dunia. Ini menjadi peluang dan pertanda bagi para pelaku usaha kerajinan untuk mendigitalisasi usaha mereka guna memperluas pangsa pasar ekspor. Walaupun turis asing belum bisa berlibur ke Bali, mereka masih bisa berbelanja barang kerajinan secara daring," katanya.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menegaskan membangkitkan ekonomi berbasis pariwisata dibtengah situasi pandemi bukanlah pekerjaan yang mudah karena masyarakat masih takut dengan COVID-19, meski ada juga yang rindu ingin berwisata.
Baca juga: Ketua MPR apresiasi penghapusan PPN perjalanan umrah
"Di sinilah tantangannya bagi Bali untuk mendapatkan kepercayaan publik. Bali harus menunjukkan keseriusan menekan penyebaran COVID-19. Selain mengandalkan keramahan, Bali juga harus menerapkan konsep bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan," kata mantan Ketua DPR RI itu.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment