Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) dr Mohamad Subuh MPPM mengatakan komitmen politik dan kepemimpinan merupakan kunci utama sejumlah negara-negara di dunia berhasil dalam menekan angka kekerdilan (stunting).
"Dari sejumlah negara yang berhasil menekan stunting, ada sesuatu yang mirip tapi tidak sama yaitu komitmen politik dan leadership," kata dia saat diskusi daring dengan tema "Penguatan Posyandu Sebagai Garda Terdepan Deteksi Awal Pencegahan Stunting" di Jakarta, Rabu.
Secara umum memang tidak ada pakem yang sama antara satu negara dengan lainnya. Setiap negara melakukan cara penekanan stunting dengan langkah masing-masing termasuk kebijakan lokal.
"Namun komitmen politik dan leadership ini yang hampir sama setiap negara dan paling utama mereka lakukan," katanya.
Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif mencegah anak stunting
Baca juga: Kemenko PMK: Kader BKKBN bisa bantu cegah stunting Indonesia
Indonesia, ujar dia, pada dasarnya sudah mulai melakukan hal demikian terutama sejak Jusuf Kalla melakukan strategi tersebut.
Selain faktor komitmen politik dan kepemimpinan, negara-negara yang berhasil menekan stunting juga melakukan sosialisasi dengan benar.
Sosialiasi yang benar meliputi tiga hal. Pertama, kesadaran yang ditujukan kepada semua pemangku kepentingan. Kedua, yaitu advokasi yang harus didukung dengan anggaran bukan hanya sebatas kegiatan saja.
"Yang ketiga adalah edukasi. Jadi bukan hanya promosi tapi edukasi," ujar dia.
Sebagai contoh, berdasarkan data Bank Dunia, Vietnam berhasil menekan angka stunting sebesar 36,76 persen selama 27 tahun. Kemudian Thailand 14,1 persen selama 29 tahun.
Brazil mampu menekan stunting sebesar 12,30 persen selama 33 tahun dari 19,4 persen pada 1989 turun menjadi 7,1 persen di 2007.
Terakhir, Peru negara yang berada di Benua Amerika tersebut bisa menurunkan stunting sebesar 24,2 persen hanya dalam kurun waktu delapan tahun.
Sementara, Indonesia, sejak 2007 hingga 2017 bisa menurunkan stunting 7,2 persen. Kemudian jika merujuk pada survei gizi pada 2019 atau 12 tahun terakhir Indonesia menurunkan stunting sebesar sembilan persen.*
Baca juga: Menteri PPPA dorong para ibu berikan ASI ekslusif
Baca juga: Kemenko PMK sarankan pendekatan orang per orang atasi stunting
"Dari sejumlah negara yang berhasil menekan stunting, ada sesuatu yang mirip tapi tidak sama yaitu komitmen politik dan leadership," kata dia saat diskusi daring dengan tema "Penguatan Posyandu Sebagai Garda Terdepan Deteksi Awal Pencegahan Stunting" di Jakarta, Rabu.
Secara umum memang tidak ada pakem yang sama antara satu negara dengan lainnya. Setiap negara melakukan cara penekanan stunting dengan langkah masing-masing termasuk kebijakan lokal.
"Namun komitmen politik dan leadership ini yang hampir sama setiap negara dan paling utama mereka lakukan," katanya.
Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif mencegah anak stunting
Baca juga: Kemenko PMK: Kader BKKBN bisa bantu cegah stunting Indonesia
Indonesia, ujar dia, pada dasarnya sudah mulai melakukan hal demikian terutama sejak Jusuf Kalla melakukan strategi tersebut.
Selain faktor komitmen politik dan kepemimpinan, negara-negara yang berhasil menekan stunting juga melakukan sosialisasi dengan benar.
Sosialiasi yang benar meliputi tiga hal. Pertama, kesadaran yang ditujukan kepada semua pemangku kepentingan. Kedua, yaitu advokasi yang harus didukung dengan anggaran bukan hanya sebatas kegiatan saja.
"Yang ketiga adalah edukasi. Jadi bukan hanya promosi tapi edukasi," ujar dia.
Sebagai contoh, berdasarkan data Bank Dunia, Vietnam berhasil menekan angka stunting sebesar 36,76 persen selama 27 tahun. Kemudian Thailand 14,1 persen selama 29 tahun.
Brazil mampu menekan stunting sebesar 12,30 persen selama 33 tahun dari 19,4 persen pada 1989 turun menjadi 7,1 persen di 2007.
Terakhir, Peru negara yang berada di Benua Amerika tersebut bisa menurunkan stunting sebesar 24,2 persen hanya dalam kurun waktu delapan tahun.
Sementara, Indonesia, sejak 2007 hingga 2017 bisa menurunkan stunting 7,2 persen. Kemudian jika merujuk pada survei gizi pada 2019 atau 12 tahun terakhir Indonesia menurunkan stunting sebesar sembilan persen.*
Baca juga: Menteri PPPA dorong para ibu berikan ASI ekslusif
Baca juga: Kemenko PMK sarankan pendekatan orang per orang atasi stunting
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment