Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan optimistis bahwa upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bakal membuat ekspor sektor perikanan makin melesat meski saat pandemi.

Menteri Edhy dalam webinar di Jakarta, Selasa, mengungkapkan bahwa nilai ekspor hasil perikanan semester I-2020 mencapai 2,4 miliar dolar AS atau naik 6,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

"Kami optimistis dan yakin, di tengah pandemi ini ekspor produk perikanan akan terus meningkat," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan.

Baca juga: Menteri Edhy ingatkan persyaratan ekspor ke AS semakin ketat

Edhy Prabowo memaparkan, total volume ekspor dalam kurun waktu enam bulan tersebut sebanyak 596 ribu ton, sedangkan periode serupa tahun lalu sebanyak 528.000 ton (2,25 miliar dolar AS).

Komoditas paling diminati adalah udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut. Sedangkan pasar paling tinggi nilai penyerapan produk utama perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Republik Rakyat China, Jepang, ASEAN dan Uni Eropa.

Dengan naiknya nilai dan volume ekspor hasil perikanan di Semester I tahun 2020, neraca hasil perikanan pun mengalami surplus 2,2 miliar dolar atau naik 8,3 persen. Pada saat yang bersamaan, nilai impor justru turun 5,9 persen atau setara 0,2 miliar dolar.

Menteri Edhy menjelaskan, kunci sukses hasil perikanan diminati pasar dunia adalah mutunya yang terjaga sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar dan berdaya saing.

Baca juga: KKP sebut konsisten jaga mutu guna dongkrak ekspor ke China

Dia mendorong pelaku usaha perikanan Indonesia untuk mengedepankan mutu produk yang dihasilkan.

"Saya tekankan kembali, bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan yang terstandar merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan produk perikanan aman, bermutu, dan berdaya saing," tegasnya.

Ia mengemukakan bahwa upaya lain yang dilakukan KKP untuk mendorong majunya industri perikanan Indonesia, termasuk di dalamnya upaya meningkatkan nilai dan volume ekspor adalah dengan memberikan kemudahan logistik.

Hal tersebut, lanjutnya, karena kelancaran logistik sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri.

Langkah penting lainnya, sambung Menteri Edhy, yakni membangun sistem bisnis perikanan yang terintegrasi.

"Membangun industri pengolahan yang mandiri dan berdaya saing untuk kemajuan ekonomi diperlukan pengelolaan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," papar Edhy.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2020