Rejang Lebong (ANTARA) - Pengacara pasangan bakal calon jalur perseorangan Pilkada Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Achmad Tarmizi Gumay mengaku tidak mengetahui jika kliennya Syamsul Efendi-Hendra Wahyudiansyah (SAHE) masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO kepolisian setempat.
"Sampai hari ini saya belum menerima suratnya, saya juga kaget hanya tahu dari eksepsi. Semestinya kalau memang DPO, surat itu sampai kepada keluarga atau kuasa hukum, tapi sampai hari ini saya maupun keluarga belum menerima," kata Achmad Tarmizi Gumay disela-sela sidang praperadilan di PN Curup, Senin.
Dia menambahkan, jika kliennya itu telah dimasukkan dalam DPO Polres Rejang Lebong saat pembacaan eksepsi termohon (Polres Rejang Lebong) pada sidang hari kedua Kamis (30/7) lalu.
Penetapan kliennya masuk dalam DPO pihak kepolisian ini diketahuinya terhitung 23 Juli 2020, namun dirinya belum melihat suratnya dan hanya mendengar saja saat pembacaan eksepsi termohon.
Baca juga: Pertama kalinya calon independen jadi tersangka kasus pencatutan nama
Baca juga: Polisi gagal hadirkan paslon tersangka pencatutan dukungan
Baca juga: KPU Rejang Lebong tunggu perbaikan syarat dukungan SAHE
Baca juga: Polres Rejang Lebong gagal jemput paksa calon perseorangan bermasalah
Adanya eksepsi dari termohon ini kata dia, tidak akan mereka tanggapi dan dianggap tidak ada, karena jika berbicara masalah hukum harus didukung oleh fakta.
"Prosedurnya kalau DPO itu disampaikan suratnya kepada kuasa hukum atau keluarganya, tapi sampai hari ini saya selaku kuasa hukum maupun keluarga belum pernah menerima suratnya," kata dia lagi.
Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Klas IB Curup Riswan Herafiansyah menyatakan, sidang sidang lanjutan praperadilan No.1/Pid.Pra/2020/PN Curup pada hari itu agendanya adalah pembuktian, pemeriksaan bukti surat dari pemohon sebanyak 6 bukti surat, sedangkan bukti surat dari termohon sebanyak 101 bukti surat.
Sidang praperadilan tersebut dipimpin oleh hakim tunggal Ari Kurniawan dibantu panitera pengganti AK Bagus. Sidang dilaksanakan setelah melakukan pemeriksaan bukti-bukti kemudian dilanjutkan pemeriksaan dua orang saksi terdiri dari satu orang saksi ahli dan satu saksi dari pihak pemohon.
Sedangkan untuk agenda sidang keesokan harinya, Selasa (4/8) kata Riswan, akan dilanjutkan pemeriksaan saksi dan ahli dari termohon. Rencananya termohon akan mengajukan delapan orang saksi, dan satu orang ahli.
"Jadwalnya besok hari Selasa 4 Agustus adalah pemeriksaan saksi dan ahli termohon, hari Rab
"Sampai hari ini saya belum menerima suratnya, saya juga kaget hanya tahu dari eksepsi. Semestinya kalau memang DPO, surat itu sampai kepada keluarga atau kuasa hukum, tapi sampai hari ini saya maupun keluarga belum menerima," kata Achmad Tarmizi Gumay disela-sela sidang praperadilan di PN Curup, Senin.
Dia menambahkan, jika kliennya itu telah dimasukkan dalam DPO Polres Rejang Lebong saat pembacaan eksepsi termohon (Polres Rejang Lebong) pada sidang hari kedua Kamis (30/7) lalu.
Penetapan kliennya masuk dalam DPO pihak kepolisian ini diketahuinya terhitung 23 Juli 2020, namun dirinya belum melihat suratnya dan hanya mendengar saja saat pembacaan eksepsi termohon.
Baca juga: Pertama kalinya calon independen jadi tersangka kasus pencatutan nama
Baca juga: Polisi gagal hadirkan paslon tersangka pencatutan dukungan
Baca juga: KPU Rejang Lebong tunggu perbaikan syarat dukungan SAHE
Baca juga: Polres Rejang Lebong gagal jemput paksa calon perseorangan bermasalah
Adanya eksepsi dari termohon ini kata dia, tidak akan mereka tanggapi dan dianggap tidak ada, karena jika berbicara masalah hukum harus didukung oleh fakta.
"Prosedurnya kalau DPO itu disampaikan suratnya kepada kuasa hukum atau keluarganya, tapi sampai hari ini saya selaku kuasa hukum maupun keluarga belum pernah menerima suratnya," kata dia lagi.
Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Klas IB Curup Riswan Herafiansyah menyatakan, sidang sidang lanjutan praperadilan No.1/Pid.Pra/2020/PN Curup pada hari itu agendanya adalah pembuktian, pemeriksaan bukti surat dari pemohon sebanyak 6 bukti surat, sedangkan bukti surat dari termohon sebanyak 101 bukti surat.
Sidang praperadilan tersebut dipimpin oleh hakim tunggal Ari Kurniawan dibantu panitera pengganti AK Bagus. Sidang dilaksanakan setelah melakukan pemeriksaan bukti-bukti kemudian dilanjutkan pemeriksaan dua orang saksi terdiri dari satu orang saksi ahli dan satu saksi dari pihak pemohon.
Sedangkan untuk agenda sidang keesokan harinya, Selasa (4/8) kata Riswan, akan dilanjutkan pemeriksaan saksi dan ahli dari termohon. Rencananya termohon akan mengajukan delapan orang saksi, dan satu orang ahli.
"Jadwalnya besok hari Selasa 4 Agustus adalah pemeriksaan saksi dan ahli termohon, hari Rab
acaan putusan," kata Riswan.
Sebelumnya, bakal calon (balon) Pilkada Rejang Lebong jalur perseorangan Syamsul Efendi-Hendra Wahyudiansyah (SAHE) ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Rejang Lebong yang tergabung di Sentra Gakkumdu daerah itu dalam kasus dugaan pencatutan KTP dan dukungan masyarakat untuk syarat pencalonan.
Kemudian pasangan ini melalui kuasa hukumnya Achmad Tarmizi Gumay melakukan perlawanan hukum dengan mengajukan gugatan praperadilan ke PN Curup pada 21 Juli 2020, atas penetapan tersangka pasangan itu.
Sebelumnya, bakal calon (balon) Pilkada Rejang Lebong jalur perseorangan Syamsul Efendi-Hendra Wahyudiansyah (SAHE) ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Rejang Lebong yang tergabung di Sentra Gakkumdu daerah itu dalam kasus dugaan pencatutan KTP dan dukungan masyarakat untuk syarat pencalonan.
Kemudian pasangan ini melalui kuasa hukumnya Achmad Tarmizi Gumay melakukan perlawanan hukum dengan mengajukan gugatan praperadilan ke PN Curup pada 21 Juli 2020, atas penetapan tersangka pasangan itu.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment