Chicago (ANTARA) - Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor berbondong-bondong ke dolar saat tidak ada tanda-tanda langkah-langkah stimulus fiskal AS yang akan segera terjadi untuk meredakan pukulan ekonomi dari pandemi COVID-19.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, turun tajam 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi ditutup pada 1.879,2 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terangkat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa (27/10/2020), setelah naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,70 dolar AS pada Senin (26/10/2020), dan sedikit menguat 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,20 dolar AS pada Jumat (23/10/2020).
Investor sekarang lebih tertarik pada dolar AS karena merupakan aset berbunga, dibandingkan dengan emas yang tidak memberikan imbal hasil. "Logam sangat bergantung pada lebih banyak stimulus pada saat ini dan bear camp sepenuhnya terkendali di sini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Secara keseluruhan, pasar emas melemah karena penguatan dolar karena kurangnya langkah-langkah stimulus dan mentalitas risk-off menuju pemilihan AS."
Dolar melonjak 0,6 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dengan prospek lockdown Eropa yang baru membebani euro dan mempercepat kejatuhan ekuitas.
Terlepas dari volatilitas baru-baru ini, emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya, masih naik sekitar 25 persen sepanjang tahun ini.
Analis mengatakan bahwa meskipun harga logam mulia telah turun, langkah tersebut belum dipicu oleh aksi untuk menutupi kerugian di tempat lain dan memenuhi margin calls, seperti yang terjadi pada Maret.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa kesepakatan bantuan ekonomi kemungkinan akan datang setelah pemilihan 3 November.
Dia juga mempertanyakan integritas pemilihan Presiden AS, dengan mengatakan akan "tidak pantas" untuk mengambil waktu ekstra untuk menghitung jutaan surat suara yang diberikan melalui pos.
David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures mengatakan peningkatan global dalam kasus virus corona juga sama pentingnya.
"Semua itu bertanggung jawab atas peningkatan volatilitas dan penurunan harga logam."
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,21 dolar AS atau 4,93 persen menjadi ditutup pada 23,359 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 11,8 dolar AS atau 1,33 persen menjadi ditutup pada 875 dolar AS per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, turun tajam 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi ditutup pada 1.879,2 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terangkat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa (27/10/2020), setelah naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,70 dolar AS pada Senin (26/10/2020), dan sedikit menguat 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,20 dolar AS pada Jumat (23/10/2020).
Investor sekarang lebih tertarik pada dolar AS karena merupakan aset berbunga, dibandingkan dengan emas yang tidak memberikan imbal hasil. "Logam sangat bergantung pada lebih banyak stimulus pada saat ini dan bear camp sepenuhnya terkendali di sini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Secara keseluruhan, pasar emas melemah karena penguatan dolar karena kurangnya langkah-langkah stimulus dan mentalitas risk-off menuju pemilihan AS."
Dolar melonjak 0,6 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dengan prospek lockdown Eropa yang baru membebani euro dan mempercepat kejatuhan ekuitas.
Terlepas dari volatilitas baru-baru ini, emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya, masih naik sekitar 25 persen sepanjang tahun ini.
Analis mengatakan bahwa meskipun harga logam mulia telah turun, langkah tersebut belum dipicu oleh aksi untuk menutupi kerugian di tempat lain dan memenuhi margin calls, seperti yang terjadi pada Maret.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa kesepakatan bantuan ekonomi kemungkinan akan datang setelah pemilihan 3 November.
Dia juga mempertanyakan integritas pemilihan Presiden AS, dengan mengatakan akan "tidak pantas" untuk mengambil waktu ekstra untuk menghitung jutaan surat suara yang diberikan melalui pos.
David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures mengatakan peningkatan global dalam kasus virus corona juga sama pentingnya.
"Semua itu bertanggung jawab atas peningkatan volatilitas dan penurunan harga logam."
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,21 dolar AS atau 4,93 persen menjadi ditutup pada 23,359 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 11,8 dolar AS atau 1,33 persen menjadi ditutup pada 875 dolar AS per ounce.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment