Jakarta (ANTARA) - Eduversal Indonesia kembali menggelar kompetisi sains dan budaya tingkat nasional yakni Festival Sains dan Budaya 2021 yang akan digelar secara daring.
"Festival Sains dan Budaya 2021 ini merupakan yang ketiga, yakni gabungan antara Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI). Tema yang diangkat kali ini adalah kreativitas menembus batas," ujar Ketua Panitia Festivaal Sains dan Budaya (FSB) 2021, RS Dwi Prajitno Wibowo, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu.
Dwi menjelaskan ada pesan dari tema yang diangkat yakni meski pandemi yang membatasi gerak peserta didik dalam banyak hal tetapi tetap semangat untuk berkarya.
"Melalui FSB 2021, kita hendak melahirkan generasi gemilang bangsa yang tak ragu berinovasi, berperadaban tinggi, mempunyai karakter dan mental yang kuat, dan bermartabat," tambah dia.
Baca juga: Festival CGM dan Tatung Singkawang ditetapkan sebagai WBTB oleh UNESCO
Untuk ISPO, terdapat enam kategori yakni komputer, biologi, fisika, kimia, lingkungan, dan teknologi. Sedangkan untuk OSEBI juga tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yakni menulis puisi, menyanyi, tari kreatif, pembacaan puisi, menulis esai, dan menulis cerita singkat.
"Ada satu yang berbeda untuk tari kreatif. Kalau tahun lalu, dalam bentuk grup tapi sekarang dilombakan dalam tari kreatif tunggal," tambah dia.
Melalui ISPO, kata dia, siswa didorong untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang pemikiran kritis dan inovatif, menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya, dan melahirkan penemuan penemuan baru yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Sementara, melalui OSEBI siswa diasah kompetensi musikalitasnya, kinestetik-artistiknya, kreativitas puitisnya, keunggulan literasinya, dan kesadaran akan besarnya budaya bangsanya.
"Kedua karakter utama sangat penting bagi siswa, karena memberikan kemantapan dan kematangan jiwa-jiwa muda yang akan melanjutkan perjuangan bangsa menghadapi tantangan pada masa mendatang," tambah dia.
FSB 2021 akan diselenggarakan sepenuhnya secara daring, dan akan diikuti oleh para peserta jenjang SD, SMP dan SMA sederajat.
Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman https://festivalsainsbudaya.com/ pada 9 Oktober hingga 1 Desember 2020. Pengumuman finalis pada 23 Desember 2020. Pameran virtual, penilaian dan penghargaan pada 19 hingga 21 Februari 2021.
Baca juga: Festival Pinggir Kali kampanyekan ketahanan sosial di tengah pandemi
Pembinaan
Presiden ISPO, Prof Dr Riri Fitri Sari, mengatakan pandemi membuat siswa dan guru beradaptasi.
"Karena tugas kami melakukan pembinaan, kami akan melihat siswa kita dengan dibimbing para gurunya bisa beradaptasi," kata Riri.
Riri menjelaskan banyak kreativitas yang muncul saat pandemi COVID-19. Kondisi seperti ini belum pernah dialami oleh siapapun sebelumnya.
"Kita sudah melihat pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan yang perlu dimengerti orang tua dan guru, terutama membantu siswa mengatasi persoalan mereka," jelas Riri.
Presiden OSEBI, Dr Liliana Muliastuti, mengapresiasi pelaksanaan FSB yang diselenggarakan secara daring. Menurut Lili, pandemi COVID-19 merupakan ajang bagi guru maupun siswa agar mampu menghadapi tantangan yang ada.
"Kita harus memecahkan persoalan yang ada dan satu lagi, kita harus mampu beradaptasi," imbuh Lili.***3***
Baca juga: "K-Festival" tahun ini digelar daring dan luring
"Festival Sains dan Budaya 2021 ini merupakan yang ketiga, yakni gabungan antara Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI). Tema yang diangkat kali ini adalah kreativitas menembus batas," ujar Ketua Panitia Festivaal Sains dan Budaya (FSB) 2021, RS Dwi Prajitno Wibowo, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu.
Dwi menjelaskan ada pesan dari tema yang diangkat yakni meski pandemi yang membatasi gerak peserta didik dalam banyak hal tetapi tetap semangat untuk berkarya.
"Melalui FSB 2021, kita hendak melahirkan generasi gemilang bangsa yang tak ragu berinovasi, berperadaban tinggi, mempunyai karakter dan mental yang kuat, dan bermartabat," tambah dia.
Baca juga: Festival CGM dan Tatung Singkawang ditetapkan sebagai WBTB oleh UNESCO
Untuk ISPO, terdapat enam kategori yakni komputer, biologi, fisika, kimia, lingkungan, dan teknologi. Sedangkan untuk OSEBI juga tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yakni menulis puisi, menyanyi, tari kreatif, pembacaan puisi, menulis esai, dan menulis cerita singkat.
"Ada satu yang berbeda untuk tari kreatif. Kalau tahun lalu, dalam bentuk grup tapi sekarang dilombakan dalam tari kreatif tunggal," tambah dia.
Melalui ISPO, kata dia, siswa didorong untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang pemikiran kritis dan inovatif, menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya, dan melahirkan penemuan penemuan baru yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Sementara, melalui OSEBI siswa diasah kompetensi musikalitasnya, kinestetik-artistiknya, kreativitas puitisnya, keunggulan literasinya, dan kesadaran akan besarnya budaya bangsanya.
"Kedua karakter utama sangat penting bagi siswa, karena memberikan kemantapan dan kematangan jiwa-jiwa muda yang akan melanjutkan perjuangan bangsa menghadapi tantangan pada masa mendatang," tambah dia.
FSB 2021 akan diselenggarakan sepenuhnya secara daring, dan akan diikuti oleh para peserta jenjang SD, SMP dan SMA sederajat.
Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman https://festivalsainsbudaya.com/ pada 9 Oktober hingga 1 Desember 2020. Pengumuman finalis pada 23 Desember 2020. Pameran virtual, penilaian dan penghargaan pada 19 hingga 21 Februari 2021.
Baca juga: Festival Pinggir Kali kampanyekan ketahanan sosial di tengah pandemi
Pembinaan
Presiden ISPO, Prof Dr Riri Fitri Sari, mengatakan pandemi membuat siswa dan guru beradaptasi.
"Karena tugas kami melakukan pembinaan, kami akan melihat siswa kita dengan dibimbing para gurunya bisa beradaptasi," kata Riri.
Riri menjelaskan banyak kreativitas yang muncul saat pandemi COVID-19. Kondisi seperti ini belum pernah dialami oleh siapapun sebelumnya.
"Kita sudah melihat pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan yang perlu dimengerti orang tua dan guru, terutama membantu siswa mengatasi persoalan mereka," jelas Riri.
Presiden OSEBI, Dr Liliana Muliastuti, mengapresiasi pelaksanaan FSB yang diselenggarakan secara daring. Menurut Lili, pandemi COVID-19 merupakan ajang bagi guru maupun siswa agar mampu menghadapi tantangan yang ada.
"Kita harus memecahkan persoalan yang ada dan satu lagi, kita harus mampu beradaptasi," imbuh Lili.***3***
Baca juga: "K-Festival" tahun ini digelar daring dan luring
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment