Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menyambut hangat kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Ibu Mariko Suga pada 20-21 Oktober 2020, yang merupakan perjalanan resmi pertamanya sejak menjabat pada awal September.

“Kunjungan ini menunjukkan komitmen Jepang untuk terus meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia dan menerjemahkan kemitraan strategis yang telah dimiliki oleh kedua negara,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pengarahan media virtual di sela-sela kunjungan kerjanya di Jenewa, Jumat.

Lebih lanjut Retno menyebut bahwa Kunjungan PM Suga juga menunjukkan semangat kerja sama yang memang harus terus dikedepankan oleh negara-negara dunia, terutama di tengah situasi pandemi COVID-19.

PM Suga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas kerja sama dalam konteks pandemi baik dari aspek kesehatan maupun upaya meningkatkan kerja sama ekonomi.

“Dan bagaimana kedua negara dapat berkontribusi dalam perdamaian dan stabilitas kawasan serta, termasuk dalam konteks ASEAN dan Indo Pasifik,” tutur Retno.

Baca juga: Suga sampaikan dukungan untuk inisiatif Indo-Pasifik kepada Jokowi

Setelah Indonesia, PM Suga akan mengunjungi Vietnam yang memegang keketuaan ASEAN tahun ini. Dia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Kunjungan ke dua negara Asia Tenggara itu dilakukan ketika Jepang berusaha untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan, di tengah meningkatnya ketegangan antara sekutu keamanan utamanya Amerika Serikat dan mitra dagang terbesarnya China, terkait masalah perdagangan, keamanan, dan lainnya.

Baca juga: Pompeo yakin PM Jepang Suga akan perkuat hubungan Washington, Tokyo

Mengutip Kyodo News, Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pertukaran tatap muka antara para pemimpin memainkan peran kunci dalam diplomasi.

Dia juga menegaskan kembali bahwa Jepang berupaya untuk mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk pemeliharaan supremasi hukum, kebebasan navigasi dan penerbangan, dan penyelesaian sengketa secara damai, dengan membangun hubungan yang stabil dengan tetangganya.

"Lingkungan diplomatik di sekitar Jepang menjadi lebih sulit untuk diramalkan dan dikendalikan, mengingat meningkatnya partikularisme nasional dan ketegangan AS-China. Kami ingin secara strategis dan mantap mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dengan bekerja sama dengan mitra-mitra yang berbagi nilai yang sama,” kata Kato.

Vietnam dan Indonesia juga menjadi tujuan luar negeri pertama bagi mantan Perdana Menteri Shinzo Abe setelah ia menjabat perdana menteri untuk kedua kalinya pada Desember 2012.

Abe mengejar hubungan ekonomi dan keamanan yang lebih dekat, dan Suga diharapkan untuk mengikuti jejaknya setelah berjanji untuk meneruskan kebijakan pendahulunya.

Baca juga: Jepang akan teken kerja sama ekspor senjata ke Vietnam

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2020