Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan partainya siap membantu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebarkan informasi soal potensi bencana di Tanah Air.
 
Oleh karena itu, kata Megawati, di Jakarta, Sabtu, BMKG bisa memberikan data wilayah rawan bencana agar pihaknya bisa membantu pemerintah dalam menyosialisasikan informasi potensi bencana, hingga memberikan bantuan penanganan pasca bencana.
 
 
Hadir dalam acara itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang menjadi pembicara mengenai potensi bencana alam di Indonesia, Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Sadarestuwati dan Utut Adianto, serta Ketua DPP PDIP seperti Tri Rismaharini, Sri Rahayu, Djarot Saiful Hidayat, dan Ahmad Basarah.
 
Bersama mereka, hadir para kepala daerah dan ratusan pengurus daerah PDIP dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Megawati minta BMKG update peta kerawanan untuk mitigasi bencana
 
Partai berlambang banteng moncong putih itu juga siap membantu penanganan pasca bencana karena PDIP memiliki Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) yang sudah terbukti berkali-kali berkolaborasi dengan unsur Pemerintahan dalam membantu rakyat.
 
"Kami sendiri masih perlu banyak pembelajaran soal tata ruang,kepala daerah yang sangat minim memperhatikan masalah ini," kata Presiden Kelima RI ini.
 
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada sejumlah daerah yang berpotensi mengalami banjir dari November 2020 hingga Januari 2021 akibat meningkatnya curah hujan yang dipicu puncak iklim global La Nina.
 
Dwikorita menjelaskan musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai oleh fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020 dan diperkirakan berlangsung hingga April 2021 dengan intensitas La Nina Lemah hingga Moderat.
 
La Nina dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan musiman di Indonesia. Berdasarkan catatan historis data hujan Indonesia, pengaruh La Nina tidak seragam tergantung pada bulan, daerah dan intensitas La Nina.
 
Namun, sebagian wilayah di Indonesia tengah dan timur diprakirakan mendapatkan curah hujan di atas normal selama musim hujan 2020/2021.
 
Menurut Dwikorita, perlu diantisipasi dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi banjir, banjir bandang, longsor angin kencang, dan puting beliung yang berpotensi mengancam sektor pertanian, perhubungan (transportasi), Infrastruktur, Kesehatan, dan keselamatan masyarakat.
 
"Sebagai langkah mitigasi perlu dilakukan optimalisasi tata kelola air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir; danau embung sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih," kata Dwikorita.

Baca juga: PDIP Surabaya ingatkan kadernya bantu rakyat saat bencana
 
Menanggapi pernyataan Dwikorita itu, Megawati mengaku langsung mengontak sekretaris kabinet untuk menitip pesan ke presiden agar masalah ini menjadi perhatian di dalam rapat kabinet.
 
"Saya katakan sampaikan segera ke presiden, jangan hal ini seperti tidak diperhatikan. Tolong ada rapat kabinet. Karena seperti disampaikan Ibu Dwikorita, sekarang kita masih prihatin pandemi. Sehingga ketika tadi dikatakan harus mulai diperhatikan awareness, perhatian yang penuh," kata Megawati.
 
Megawati lalu mengaku dirinya sudah sejak lama meminta agar Indonesia setidaknya bisa meniru Jepang.
 
Di Jepang, bahkan sejak TK, seorang anak sudah diberi tahu kondisi alam negaranya yang rawan bencana. Setiap keluarga diajari langkah-langkah menyelamatkan dirinya jika terjadi bencana, termasuk sistem pengamanan jika bencana terjadi. Misal soal simbol sirine, hingga wilayah evakuasi yang sudah dilengkapi fasilitas.
 
"Bayangkan, kapan kita mau menuju seperti itu," kata Megawati.
 
Megawati juga mengingatkan agar rakyat Indonesia seharusnya tak melupakan kearifan lokal menyangkut bencana.
 
Dia mencontohkan kejadian tsunami di Meulaboh Aceh, dimana hewan-hewan bergerak ke atas bukit sebelum tsunami datang.
 
"Maka insting manusia Indonesia juga harus diperkuat. Ayo mari bersama kita mencoba. Saya harap kita jangan sekedar bicara saja. Tapi kerjakan pengetahuan saja," tutur Megawati.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2020