Jakarta (ANTARA) - Upaya peningkatan perdagangan dan investasi dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia yang terpukul akibat pandemi virus corona.
“Perdagangan selama masa pandemi turun, tetapi kita optimistis bisa meningkatkan rebound (titik balik---red) pada awal 2021 sehingga mampu mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI I Gede Ngurah Swajaya dalam pengarahan media pada Senin.
Amerika Latin dan Karibia dipandang sebagai mitra potensial dalam peningkatan kerja sama ekonomi karena potensinya yang besar mencakup 646 juta penduduk dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,7 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan nilai perdagangan senilai 2,12 triliun dolar AS pada 2019.
Namun, besarnya potensi kawasan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia yang hanya mencatat nilai perdagangan sebesar 7,81 miliar dolar AS atau sebesar 0,36 persen dari total nilai perdagangan Amerika Latin dan Karibia secara global.
“Dalam situasi pandemi seperti saat ini, perekonomian di seluruh dunia mengalami kontraksi dan memang pemulihan ekonominya mungkin akan lebih lambat terjadi di Amerika Latin dan Karibia […] kita harus melihat ini sebagai potensi yang perlu kita garap,” ujar Ngurah.
Baca juga: Indonesia berupaya tingkatkan perdagangan dengan Amerika Latin
Sebagai salah satu upaya pengembangan kerja sama ekonomi, Kemlu akan kembali menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) tahun ini, untuk meningkatkan interaksi antara para pelaku usaha dan industri guna menggali lebih jauh potensi kerja sama yang dapat dikembangkan.
Penyelenggaraan forum tersebut diharapkan mampu mengubah pola pikir kalangan pengusaha di kawasan tersebut agar tidak hanya terkonsentrasi pada mitra tradisional, seperti Brazil, Meksiko, Amerika Serikat, dan China dalam konteks Asia---tetapi juga dapat melirik potensi Indonesia.
Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia
Terlebih, menurut Ngurah, Indonesia memiliki sejumlah produk unggulan yang diminati oleh masyarakat Amerika Latin dan Karibia, antara lain kendaraan dan suku cadang, kertas dan produk kertas, alas kaki, bahan baku industri lain, makanan dan minuman, serta farmasi.
“Ada banyak produk (di Amerika Latin dan Karibia) yang bisa dikontribusikan oleh Indonesia,” ujar Ngurah.
Forum Bisnis INA-LAC akan diselenggarakan pada 9-11 November 2020 melalui pertemuan fisik dan virtual. Sejumlah negara termasuk Chile, Uruguay, Brazil, dan Peru telah mengonfirmasi partisipasinya dalam acara tersebut.
Meskipun Kemlu tidak menargetkan nilai perdagangan dan investasi dalam forum tahun ini, sebagai catatan Forum Bisnis INA-LAC 2019 menghasilkan kesepakatan dagang senilai 33,12 juta dolar AS dan komitmen investasi sebesar 5 miliar dolar AS dalam jangka waktu lima tahun.
Baca juga: Forum Indonesia-Amerika Latin hasilkan kesepakatan 33,12 juta dolar AS
Baca juga: LPEI jajaki potensi ekspor Indonesia ke Amerika Latin, Karibia
“Perdagangan selama masa pandemi turun, tetapi kita optimistis bisa meningkatkan rebound (titik balik---red) pada awal 2021 sehingga mampu mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI I Gede Ngurah Swajaya dalam pengarahan media pada Senin.
Amerika Latin dan Karibia dipandang sebagai mitra potensial dalam peningkatan kerja sama ekonomi karena potensinya yang besar mencakup 646 juta penduduk dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,7 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan nilai perdagangan senilai 2,12 triliun dolar AS pada 2019.
Namun, besarnya potensi kawasan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia yang hanya mencatat nilai perdagangan sebesar 7,81 miliar dolar AS atau sebesar 0,36 persen dari total nilai perdagangan Amerika Latin dan Karibia secara global.
“Dalam situasi pandemi seperti saat ini, perekonomian di seluruh dunia mengalami kontraksi dan memang pemulihan ekonominya mungkin akan lebih lambat terjadi di Amerika Latin dan Karibia […] kita harus melihat ini sebagai potensi yang perlu kita garap,” ujar Ngurah.
Baca juga: Indonesia berupaya tingkatkan perdagangan dengan Amerika Latin
Sebagai salah satu upaya pengembangan kerja sama ekonomi, Kemlu akan kembali menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) tahun ini, untuk meningkatkan interaksi antara para pelaku usaha dan industri guna menggali lebih jauh potensi kerja sama yang dapat dikembangkan.
Penyelenggaraan forum tersebut diharapkan mampu mengubah pola pikir kalangan pengusaha di kawasan tersebut agar tidak hanya terkonsentrasi pada mitra tradisional, seperti Brazil, Meksiko, Amerika Serikat, dan China dalam konteks Asia---tetapi juga dapat melirik potensi Indonesia.
Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia
Terlebih, menurut Ngurah, Indonesia memiliki sejumlah produk unggulan yang diminati oleh masyarakat Amerika Latin dan Karibia, antara lain kendaraan dan suku cadang, kertas dan produk kertas, alas kaki, bahan baku industri lain, makanan dan minuman, serta farmasi.
“Ada banyak produk (di Amerika Latin dan Karibia) yang bisa dikontribusikan oleh Indonesia,” ujar Ngurah.
Forum Bisnis INA-LAC akan diselenggarakan pada 9-11 November 2020 melalui pertemuan fisik dan virtual. Sejumlah negara termasuk Chile, Uruguay, Brazil, dan Peru telah mengonfirmasi partisipasinya dalam acara tersebut.
Meskipun Kemlu tidak menargetkan nilai perdagangan dan investasi dalam forum tahun ini, sebagai catatan Forum Bisnis INA-LAC 2019 menghasilkan kesepakatan dagang senilai 33,12 juta dolar AS dan komitmen investasi sebesar 5 miliar dolar AS dalam jangka waktu lima tahun.
Baca juga: Forum Indonesia-Amerika Latin hasilkan kesepakatan 33,12 juta dolar AS
Baca juga: LPEI jajaki potensi ekspor Indonesia ke Amerika Latin, Karibia
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment