Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih meyakini bahwa program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah bisa menekan penularan kasus atau bahkan menghentikan penularan COVID-19 di Indonesia.
"Program vaksinasi ini harapan besar bagi kita semua, tidak hanya untuk petugas kesehatan saja, tapi untuk seluruh rakyat. Vaksin ini alat terbesar kita untuk menurunkan serendah-rendahnya bahkan menghentikan penularan COVID-19," kata Daeng dalam konferensi pers di kantor PB IDI yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: Dokter-dokter anggota IDI siap jadi target pertama vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menyelamatkan tenaga medis
Daeng mengatakan bahwa upaya intervensi untuk menekan kasus penularan COVID-19 di Indonesia dengan cara penerapan protokol kesehatan dinilai belum efektif lantaran kasus konfirmasi positif harian yang terus meningkat dari hari ke hari.
Menurut dia, terus bertambahnya kasus positif COVID-19 di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.
Oleh karena itu, Daeng menyampaikan bahwa program vaksinasi adalah salah satu upaya lain yang diharapkan bisa lebih efektif untuk menekan penularan kasus COVID-19 di Indonesia yang masih saja terus meningkat.
Keefektifan vaksin dalam menekan penularan kasus COVID-19 di Indonesia tentu sangat tergantung dengan seberapa berhasil program vaksinasi tersebut dilaksanakan di Indonesia.
Menurut Daeng, program vaksinasi bisa berhasil apabila seluruh masyarakat Indonesia mau berpartisipasi secara aktif untuk melakukan vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Herd immunity terhadap virus SARS CoV 2 penyebab COVID-19 bisa didapatkan asalkan 60 hingga 70 persen penduduk Indonesia telah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus. Artinya, butuh partisipasi 60 sampai 70 persen dari total penduduk Indonesia yang divaksin agar COVID-19 tidak bisa menular dan kasus penularan terhenti.
Baca juga: IDI sebut 342 petugas medis gugur akibat terinfeksi COVID-19
Baca juga: IDI yakin kemampuan BPOM awasi vaksin COVID-19
Baca juga: IDI: Mohon masyarakat tidak perberat situasi COVID-19
Daeng menyatakan para dokter yang tergabung dalam PB IDI siap untuk divaksinasi pertama kali sebagai petugas kesehatan di garda terdepan. Pemerintah memprioritaskan vaksinasi COVID-19 pertama kali diberikan pada tenaga kesehatan karena tergolong rentan terinfeksi COVID-19.
Dia menegaskan bahwa para dokter IDI siap divaksin dan mengajak masyarakat agar tidak ragu dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#jagajarak
#pakaimasker
"Program vaksinasi ini harapan besar bagi kita semua, tidak hanya untuk petugas kesehatan saja, tapi untuk seluruh rakyat. Vaksin ini alat terbesar kita untuk menurunkan serendah-rendahnya bahkan menghentikan penularan COVID-19," kata Daeng dalam konferensi pers di kantor PB IDI yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: Dokter-dokter anggota IDI siap jadi target pertama vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menyelamatkan tenaga medis
Daeng mengatakan bahwa upaya intervensi untuk menekan kasus penularan COVID-19 di Indonesia dengan cara penerapan protokol kesehatan dinilai belum efektif lantaran kasus konfirmasi positif harian yang terus meningkat dari hari ke hari.
Menurut dia, terus bertambahnya kasus positif COVID-19 di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.
Oleh karena itu, Daeng menyampaikan bahwa program vaksinasi adalah salah satu upaya lain yang diharapkan bisa lebih efektif untuk menekan penularan kasus COVID-19 di Indonesia yang masih saja terus meningkat.
Keefektifan vaksin dalam menekan penularan kasus COVID-19 di Indonesia tentu sangat tergantung dengan seberapa berhasil program vaksinasi tersebut dilaksanakan di Indonesia.
Menurut Daeng, program vaksinasi bisa berhasil apabila seluruh masyarakat Indonesia mau berpartisipasi secara aktif untuk melakukan vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Herd immunity terhadap virus SARS CoV 2 penyebab COVID-19 bisa didapatkan asalkan 60 hingga 70 persen penduduk Indonesia telah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus. Artinya, butuh partisipasi 60 sampai 70 persen dari total penduduk Indonesia yang divaksin agar COVID-19 tidak bisa menular dan kasus penularan terhenti.
Baca juga: IDI sebut 342 petugas medis gugur akibat terinfeksi COVID-19
Baca juga: IDI yakin kemampuan BPOM awasi vaksin COVID-19
Baca juga: IDI: Mohon masyarakat tidak perberat situasi COVID-19
Daeng menyatakan para dokter yang tergabung dalam PB IDI siap untuk divaksinasi pertama kali sebagai petugas kesehatan di garda terdepan. Pemerintah memprioritaskan vaksinasi COVID-19 pertama kali diberikan pada tenaga kesehatan karena tergolong rentan terinfeksi COVID-19.
Dia menegaskan bahwa para dokter IDI siap divaksin dan mengajak masyarakat agar tidak ragu dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#jagajarak
#pakaimasker
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment