Kendari (ANTARA) - Ratusan kelompok pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara Cinta Damai melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Kota Kendari.

Bentuk penolakan ratusan pemuda tersebut dilakukan dengan melakukan orasi di simpang empat kawasan Tugu MTQ Kota Kendari, bahkan massa aksi membakar spanduk bergambarkan foto pimpinan FPI tersebut.

Jenderal Lapangan Wawan Soneangkano, di Kendari, Rabu, mengatakan pihaknya menolak rencana kedatangan pimpinan FPI yang diagendakan di awal tahun 2021, telah menimbulkan keresahan bagi masyarakat karena saat ini Sulawesi Tenggara masih rentan dengan penularan COVID-19.

Baca juga: Lintas agama satukan tekad Bali tolak FPI

"Dengan kasus COVID-19 belum mereda, apabila diadakan safari dakwah, maka pasti akan memunculkan perkumpulan banyak orang yang rentan dengan penularan virus corona," kata Wawan usai menyampaikan orasinya.

Ia juga menilai bahwa pimpinan FPI tidak memberikan tauladan yang baik bagi masyarakat di masa pandemi COVID-19.

"Atas permasalahan tersebut, maka Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara Cinta Damai menolak kedatangan Rizieq Shihab ke Sulawesi Tenggara karena pandemi COVID-19," tegasnya.

Baca juga: Massa FPI sempat tolak markasnya disemprot disinfektan
 
Ratusan kelompok pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara Cinta Damai melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Kota Kendari,Rabu (2/12/2020). (ANTARA/Harianto)



Ia juga berharap pihak Polda Sultra, Polres Kendari, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sultra ataupum Kendari untuk tidak memberikan izin keramaian bagi panitia kedatangan Rizieq Shihab.

"Kami juga menuntut aparat penegak hukum dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk menindak tegas seluruh pihak yang menghambat proses 3T (Testing, Tracing dan Treatment) tanpa pandang bulu, termasuk Rizieq Shihab dan kelompok FPI.

Mereka juga juga menolak narasi dakwah yang provokatif dan meresahkan masyarakat demi menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Serta nenuntut TNI-Polri untuk menindak tegas oknum provokator pemecah umat dan bangsa.

Aksi unjuk rasa tersebut berjalan aman dan kondusif, arus lalulintas terpantau lancar. Dan setelah melakukan orasi kurang lebih satu jam menyampaikan tuntutannya, massa kemudian membubarkan diri.

Baca juga: Ribuan orang di Sorong demo tolak ormas penentang Pancasila
  

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2020