Denpasar (ANTARA) - Seniman Bali I Ketut Putrayasa mengangkat fenomena COVID-19 melalui seni instalasi bertajuk "Pandora Paradise" yang dipajang di depan Monumen Patung Puputan Badung, di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar.
"Kotak pandora itu kan kotak yang menyimpan keburukan manusia, termasuk penyakit. Kotak itu tertembus bambu, artinya terbuka, dan ada satu kotak yang belum tertembus bambu adalah kotak harapan," kata Putrayasa di Denpasar, Minggu.
Dari kotak harapan tersebut, lanjut Putrayasa, merupakan harapan yang menyelamatkan manusia setelah pandemi COVID-19.
Baca juga: Gubernur: Festival Seni Bali Jani jadi upaya perkuat seni budaya
Seni instalasi "Pandora Paradise" terdiri dari lima kotak berbahan akrilik, serta bambu sintetis berwarna merah, putih, kuning, hijau, jingga maupun warna emas.
Menurut Putrayasa, inspirasi karya seni instalasi ini datang dari mitologi Yunani, tentang sebuah kotak istimewa yang kemudian hari menjadi sebab datangnya malapetaka.
"Karya seni instalasi Pandora Paradise merupakan tafsir bebas atas mitologi Kotak Pandora itu. Kata 'paradise' tentu sebuah metafora, ia sebuah perumpamaan, sebagai imaji ruang dengan dalil matematik, dimana segala hal bisa dihitung, diketahui, dan dijelajahi," ujarnya.
Dia menambahkan karya yang dipasang di titik nol kilometer Kota Denpasar sejak 15 Desember lalu merupakan penanda awal dari serangkaian proyek seni rupa Kuta Sunrise Project Art 2021 yang digelar pada 15 Agustus 2021 di Discovery Shopping Mall.
Selain di titik nol kilometer Kota Denpasar, pihaknya juga akan memasang instalasi di delapan kabupaten lainnya di Pulau Dewata. Pemasangannya akan dilakukan setiap tanggal 15 bulan berjalan secara bergantian dengan arah berlawanan jarum jam.
"15 Januari 2021 akan dipasang di Gianyar, lalu di Klungkung, Karangasem, Bangli, Buleleng, Jembrana, Tabanan, dan puncaknya di Kuta, Kabupaten Badung, sehingga berlawanan arah jarum jam," ujar Putrayasa.
Baca juga: "Jantra Tradisi Bali 2020" sajikan seni virtual hingga berbagai lomba
Baca juga: Festival Seni Bali Jani II digelar virtual 31 Oktober-7 November
Seni instalasi "Pandora Paradise" juga telah direspons oleh sejumlah seniman, penyair hingga koreografer. Di antaranya penyair I Wayan Jengki dengan sajak-sajaknya. Kemudian penari Jasmin Okuba yang juga seorang koreografer unjuk kebolehan dalam merespons seni instalasi karya Putrayasa.
Selain itu, ada seniman, penulis, fotografer yang memberi tanggapan dan respons karya yang dipajang di depan Monumen Patung Puputan Badung itu.
Instalasi yang menggunakan akrilik dan bambu sintetis ini rencananya dipajang di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, hingga 5 Januari 2021.
"Terima kasih para sahabat yang telah merespons karya saya. Dari respons mereka, karya ini lebih mengedukasi, menggugah sebuah pengetahuan baru yang hadir dan berbeda dengan karya konvensional lainnya," ucapnya.
"Kotak pandora itu kan kotak yang menyimpan keburukan manusia, termasuk penyakit. Kotak itu tertembus bambu, artinya terbuka, dan ada satu kotak yang belum tertembus bambu adalah kotak harapan," kata Putrayasa di Denpasar, Minggu.
Dari kotak harapan tersebut, lanjut Putrayasa, merupakan harapan yang menyelamatkan manusia setelah pandemi COVID-19.
Baca juga: Gubernur: Festival Seni Bali Jani jadi upaya perkuat seni budaya
Seni instalasi "Pandora Paradise" terdiri dari lima kotak berbahan akrilik, serta bambu sintetis berwarna merah, putih, kuning, hijau, jingga maupun warna emas.
Menurut Putrayasa, inspirasi karya seni instalasi ini datang dari mitologi Yunani, tentang sebuah kotak istimewa yang kemudian hari menjadi sebab datangnya malapetaka.
"Karya seni instalasi Pandora Paradise merupakan tafsir bebas atas mitologi Kotak Pandora itu. Kata 'paradise' tentu sebuah metafora, ia sebuah perumpamaan, sebagai imaji ruang dengan dalil matematik, dimana segala hal bisa dihitung, diketahui, dan dijelajahi," ujarnya.
Dia menambahkan karya yang dipasang di titik nol kilometer Kota Denpasar sejak 15 Desember lalu merupakan penanda awal dari serangkaian proyek seni rupa Kuta Sunrise Project Art 2021 yang digelar pada 15 Agustus 2021 di Discovery Shopping Mall.
Selain di titik nol kilometer Kota Denpasar, pihaknya juga akan memasang instalasi di delapan kabupaten lainnya di Pulau Dewata. Pemasangannya akan dilakukan setiap tanggal 15 bulan berjalan secara bergantian dengan arah berlawanan jarum jam.
"15 Januari 2021 akan dipasang di Gianyar, lalu di Klungkung, Karangasem, Bangli, Buleleng, Jembrana, Tabanan, dan puncaknya di Kuta, Kabupaten Badung, sehingga berlawanan arah jarum jam," ujar Putrayasa.
Baca juga: "Jantra Tradisi Bali 2020" sajikan seni virtual hingga berbagai lomba
Baca juga: Festival Seni Bali Jani II digelar virtual 31 Oktober-7 November
Seni instalasi "Pandora Paradise" juga telah direspons oleh sejumlah seniman, penyair hingga koreografer. Di antaranya penyair I Wayan Jengki dengan sajak-sajaknya. Kemudian penari Jasmin Okuba yang juga seorang koreografer unjuk kebolehan dalam merespons seni instalasi karya Putrayasa.
Selain itu, ada seniman, penulis, fotografer yang memberi tanggapan dan respons karya yang dipajang di depan Monumen Patung Puputan Badung itu.
Instalasi yang menggunakan akrilik dan bambu sintetis ini rencananya dipajang di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, hingga 5 Januari 2021.
"Terima kasih para sahabat yang telah merespons karya saya. Dari respons mereka, karya ini lebih mengedukasi, menggugah sebuah pengetahuan baru yang hadir dan berbeda dengan karya konvensional lainnya," ucapnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2020
0 comments:
Post a Comment