New York (ANTARA) - Nilai tukar dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), terangkat permintaan safe-haven yang meningkat di tengah kekhawatiran penyebaran COVID-19 dan penjualan ritel AS yang lemah.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,59 persen menjadi 90,77.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2079 dolar AS dari 1,2155 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3581 dolar AS dari 1,3681 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia juga melemah menjadi 0,7709 dolar AS dari 0,7783 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS dibeli 103,86 yen Jepang, lebih tinggi dari 103,79 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,8910 franc Swiss dari 0,8877 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2728 dolar Kanada dari 1,2637 dolar Kanada.
Penjualan ritel AS tergelincir 0,7 persen pada Desember, Departemen Perdagangan melaporkan pada Jumat (15/1/2021), saat pandemi COVID-19 yang terus melonjak menghantam ekonomi. Data November direvisi turun menjadi menunjukkan penjualan menurun 1,4 persen, bukan 1,1 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel tidak berubah di Desember.
Amerika Serikat telah mendaftarkan lebih dari 23,4 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dengan kematian terkait melebihi 390.000 pada Jumat sore (15/1/2021), sebagaimana penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.
Presiden terpilih AS Joe Biden pada Kamis (14/1/2021) mengumumkan rancangan undang-undang bantuan COVID-19 sebesar 1,9 triliun dolar AS, yang mencakup putaran pembayaran langsung lainnya kepada individu, bantuan untuk pemerintah negara bagian dan lokal, peningkatan tunjangan pengangguran, serta lebih banyak pendanaan untuk pengujian dan distribusi vaksin.
Baca juga: Harga emas jatuh 21,5 dolar tertekan penguatan "greenback"
Baca juga: Dolar tergelincir, Fed sebut tak naikkan suku bunga dalam waktu dekat
Baca juga: Dolar lanjutkan "rebound" saat imbal hasil obligasi AS naik
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,59 persen menjadi 90,77.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2079 dolar AS dari 1,2155 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3581 dolar AS dari 1,3681 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia juga melemah menjadi 0,7709 dolar AS dari 0,7783 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS dibeli 103,86 yen Jepang, lebih tinggi dari 103,79 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,8910 franc Swiss dari 0,8877 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2728 dolar Kanada dari 1,2637 dolar Kanada.
Penjualan ritel AS tergelincir 0,7 persen pada Desember, Departemen Perdagangan melaporkan pada Jumat (15/1/2021), saat pandemi COVID-19 yang terus melonjak menghantam ekonomi. Data November direvisi turun menjadi menunjukkan penjualan menurun 1,4 persen, bukan 1,1 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel tidak berubah di Desember.
Amerika Serikat telah mendaftarkan lebih dari 23,4 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dengan kematian terkait melebihi 390.000 pada Jumat sore (15/1/2021), sebagaimana penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.
Presiden terpilih AS Joe Biden pada Kamis (14/1/2021) mengumumkan rancangan undang-undang bantuan COVID-19 sebesar 1,9 triliun dolar AS, yang mencakup putaran pembayaran langsung lainnya kepada individu, bantuan untuk pemerintah negara bagian dan lokal, peningkatan tunjangan pengangguran, serta lebih banyak pendanaan untuk pengujian dan distribusi vaksin.
Baca juga: Harga emas jatuh 21,5 dolar tertekan penguatan "greenback"
Baca juga: Dolar tergelincir, Fed sebut tak naikkan suku bunga dalam waktu dekat
Baca juga: Dolar lanjutkan "rebound" saat imbal hasil obligasi AS naik
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment