Jakarta (ANTARA) - Direktur Umum PT Pindad (Persero) Abraham Mose menyambut baik wacana pemindahan pabrik PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (DI) ke areal sekitar Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, yang disampaikan oleh pemerintah pusat dan daerah minggu ini.
“Kami dari PT Pindad ini menyambut ide itu dengan sangat baik. Pindad ini sudah sejak lama di sini, dan bisa dikatakan dengan meningkatnya produksi kami, kami juga sudah memerlukan lahan yang lebih besar lagi dengan gedung-gedung dan fasilitas yang lebih modern,” kata Abraham usai menghadiri pertemuan bersama rombongan “defence tour” Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Manajemen Bandara Kertajati siap tindak lanjuti arahan Presiden
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberi arahan agar fasilitas produksi PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia ke Kertajati sehingga wilayah produksi keduanya di Bandung dapat diubah jadi kawasan bisnis yang lain, salah satunya pariwisata.
Terkait itu, Abraham mengatakan jika wacana itu terwujud PT Pindad berharap mendapat luas lahan yang sama atau lebih besar dari luas tanah fasilitas produksinya saat ini.
“Kalau kita bisa dapat lebih di sana, kami bisa memproduksi produk-produk pertahanan yang notabene saat ini lebih banyak order-nya (pesanannya),” kata Abraham menerangkan.
Baca juga: Bandara Kertajati akan difungsikan untuk perawatan pesawat
Ia juga mengingatkan pemerintah pusat dan daerah apabila rencana itu terlaksana, maka harus dipikirkan juga fasilitas dan sarana-sarana yang mendukung modernisasi industri pertahanan di Indonesia.
Tidak hanya wacana pemindahan pabrik PT DI dan PT Pindad, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada jumpa pers, Senin (29/3) mengatakan Bandara Kertajati juga akan difungsikan sebagai bengkel perawatan dan perbaikan (MRO) untuk pesawat milik pemerintah, TNI/Polri, dan swasta.
Menhub mengatakan pihaknya telah mendiskusikan rencana itu bersama panglima TNI dan kepala staf TNI Angkatan Udara.
Baca juga: Kertajati akan dilengkapi kawasan perbaikan pesawat pemerintah-swasta
“Kami dari PT Pindad ini menyambut ide itu dengan sangat baik. Pindad ini sudah sejak lama di sini, dan bisa dikatakan dengan meningkatnya produksi kami, kami juga sudah memerlukan lahan yang lebih besar lagi dengan gedung-gedung dan fasilitas yang lebih modern,” kata Abraham usai menghadiri pertemuan bersama rombongan “defence tour” Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Manajemen Bandara Kertajati siap tindak lanjuti arahan Presiden
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberi arahan agar fasilitas produksi PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia ke Kertajati sehingga wilayah produksi keduanya di Bandung dapat diubah jadi kawasan bisnis yang lain, salah satunya pariwisata.
Terkait itu, Abraham mengatakan jika wacana itu terwujud PT Pindad berharap mendapat luas lahan yang sama atau lebih besar dari luas tanah fasilitas produksinya saat ini.
“Kalau kita bisa dapat lebih di sana, kami bisa memproduksi produk-produk pertahanan yang notabene saat ini lebih banyak order-nya (pesanannya),” kata Abraham menerangkan.
Baca juga: Bandara Kertajati akan difungsikan untuk perawatan pesawat
Ia juga mengingatkan pemerintah pusat dan daerah apabila rencana itu terlaksana, maka harus dipikirkan juga fasilitas dan sarana-sarana yang mendukung modernisasi industri pertahanan di Indonesia.
Tidak hanya wacana pemindahan pabrik PT DI dan PT Pindad, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada jumpa pers, Senin (29/3) mengatakan Bandara Kertajati juga akan difungsikan sebagai bengkel perawatan dan perbaikan (MRO) untuk pesawat milik pemerintah, TNI/Polri, dan swasta.
Menhub mengatakan pihaknya telah mendiskusikan rencana itu bersama panglima TNI dan kepala staf TNI Angkatan Udara.
Baca juga: Kertajati akan dilengkapi kawasan perbaikan pesawat pemerintah-swasta
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment