Pentingnya program vaksinasi dapat berjalan dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan pentingnya realisasi dari program vaksinasi yang dapat berjalan dengan baik dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan Perry Warjiyo dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20.

“Pentingnya program vaksinasi dapat berjalan dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

Perry menegaskan pihaknya selalu bersinergi dan mendukung stimulus fiskal yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pandemi dan mendukung pemulihan ekonomi melalui stimulus moneter.

Berbagai stimulus moneter itu berupa penurunan suku bunga kebijakan hingga 150 bps sejak 2020, menambah likuiditas atau quantitative easing di perbankan senilai 4,8 persen dari PDB dan melakukan pembelian SBN di pasar perdana sekitar 3 persen dari PDB pada 2020.

Selain itu, BI juga mendorong pengembangan ekonomi digital untuk meningkatkan akses keuangan bagi UMKM, penyaluran bansos serta kebijakan sistem pembayaran seperti perluasan akseptasi QRIS dan pengembangan infrastrukturnya.

Hal ini sejalan dengan komitmen negara G20 untuk mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan perluasan akses bagi UMKM.

Lebih lanjut, Perry juga menyampaikan dukungan rencana Financial Stability Board (FSB) dan lembaga keuangan internasional untuk mengidentifikasi pelajaran yang didapat dari pandemi guna mengatasi kerentanan di sektor keuangan.

Sustainable Finance Study Group (SFSG) turut diaktifkan kembali guna mendiskusikan pengembangan pembiayaan beraspek lingkungan hidup, memitigasi risiko dan menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang inklusif untuk meningkatkan peran negara berkembang.

Dalam pertemuan ini, negara-negara G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi global dalam mengatasi pandemi dan kerentanan yang terjadi untuk menjaga serta mendorong pemulihan ekonomi global.

Pemulihan ekonomi global harus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif dengan memperhatikan lingkungan serta meningkatkan resiliensi sektor keuangan khususnya nonbank.

Hal tersebut harus dilakukan mengingat dukungan kebijakan moneter dan fiskal telah mampu mendukung pemulihan ekonomi di berbagai negara dengan proyeksi IMF untuk pertumbuhan global 2021 mencapai 5,5 persen.

Dalam forum itu juga disepakati penguatan kerjasama untuk membantu negara berpenghasilan rendah dalam menghadapi pandemi dan meningkatkan kapasitas pengelolaan utang.

G20 pun meminta IMF untuk mempersiapkan proposal alokasi Special Drawing Rights (SDR) untuk negara-negara anggota guna menjaga likuiditas dan memperkuat cadangan devisa di tengah masih tingginya ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: Menparekraf: Vaksinasi langkah kolosal pulihkan pariwisata
Baca juga: BI: Akselerasi vaksinasi COVID-19 buat wisatawan percaya diri ke Bali

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2021