Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Myrna Safitri menegaskan pentingnya perubahan perilaku dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Belajar dari menurunnya kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu, Myrna mengatakan sosialisasi perubahan perilaku juga perlu dibarengi dengan solusi dan alternatif untuk masyarakat di sekitar lahan gambut.
"Sangat banyak pembelajarannya seperti perubahan perilaku adalah faktor penting. Perilaku membakar perlu dihentikan, petani diberi solusi dan alternatif dengan pertanian tanpa bakar," kata Myrna ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Baca juga: Lahan gambut Rimbo Panjang-Riau terbakar, tim berjibaku memadamkan
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luasan kebakaran hutan dan lahan pada 2020 adalah sebesar 296.942 hektare (ha) atau turun dibandingkan 1.649.258 ha pada 2019.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa konsolidasi upaya restorasi perlu terus ditingkatkan pada tingkat lanskap yang sama. Pemerintah pusat, daerah, desa, perusahaan serta masyarakat di tapal perlu menyamakan persepsi dan aksi cegah kebakaran.
Baca juga: Jet tempur F-16 ikut patroli karhutla di Riau
Meski mengatakan pembangunan infrastruktur pembasahan gambut akan terus dilakukan sebagai upaya pencegahan kebakaran lahan, pembangunan tersebut akan kecil dampaknya bila tidak terjadi perubahan perilaku dan penyamaan persepsi.
Pembangunan infrastruktur pembasahan gambut yang ada saat ini, kata Mryna, memerlukan waktu lama untuk bisa memulihkan gambut. Paling tidak saat ini pembangunan itu bisa menahan agar kebakaran pada gambut dalam tidak terjadi.
Baca juga: BNF siapkan 40.000 bibit untuk ditanam di lahan bekas kebakaran lahan
BRGM sendiri terus melakukan sosialisasi di tingkat tapak sebagai salah satu bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Lembaga itu juga terus mendorong masyarakat untuk menjaga dan memelihara infrastruktur yang sudah dibangun.
Sosialisasi juga terus dilakukan agar masyarakat selalu siaga dan memantau potensi kebakaran yang ada dan tidak membiarkan adanya risiko api dapat membesar.
"Karena pemulihan masih berproses maka lahan gambut kita yang sangat rusak ini masih rentan terbakar. Karena itu pencegahan harus jadi agenda bersama semua pihak," tegasnya.
Baca juga: Polda Kalimantan Barat antisipasi kebakaran hutan
Belajar dari menurunnya kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu, Myrna mengatakan sosialisasi perubahan perilaku juga perlu dibarengi dengan solusi dan alternatif untuk masyarakat di sekitar lahan gambut.
"Sangat banyak pembelajarannya seperti perubahan perilaku adalah faktor penting. Perilaku membakar perlu dihentikan, petani diberi solusi dan alternatif dengan pertanian tanpa bakar," kata Myrna ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Baca juga: Lahan gambut Rimbo Panjang-Riau terbakar, tim berjibaku memadamkan
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luasan kebakaran hutan dan lahan pada 2020 adalah sebesar 296.942 hektare (ha) atau turun dibandingkan 1.649.258 ha pada 2019.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa konsolidasi upaya restorasi perlu terus ditingkatkan pada tingkat lanskap yang sama. Pemerintah pusat, daerah, desa, perusahaan serta masyarakat di tapal perlu menyamakan persepsi dan aksi cegah kebakaran.
Baca juga: Jet tempur F-16 ikut patroli karhutla di Riau
Meski mengatakan pembangunan infrastruktur pembasahan gambut akan terus dilakukan sebagai upaya pencegahan kebakaran lahan, pembangunan tersebut akan kecil dampaknya bila tidak terjadi perubahan perilaku dan penyamaan persepsi.
Pembangunan infrastruktur pembasahan gambut yang ada saat ini, kata Mryna, memerlukan waktu lama untuk bisa memulihkan gambut. Paling tidak saat ini pembangunan itu bisa menahan agar kebakaran pada gambut dalam tidak terjadi.
Baca juga: BNF siapkan 40.000 bibit untuk ditanam di lahan bekas kebakaran lahan
BRGM sendiri terus melakukan sosialisasi di tingkat tapak sebagai salah satu bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Lembaga itu juga terus mendorong masyarakat untuk menjaga dan memelihara infrastruktur yang sudah dibangun.
Sosialisasi juga terus dilakukan agar masyarakat selalu siaga dan memantau potensi kebakaran yang ada dan tidak membiarkan adanya risiko api dapat membesar.
"Karena pemulihan masih berproses maka lahan gambut kita yang sangat rusak ini masih rentan terbakar. Karena itu pencegahan harus jadi agenda bersama semua pihak," tegasnya.
Baca juga: Polda Kalimantan Barat antisipasi kebakaran hutan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment