devisa tersebut diperoleh dari realisasi ekspor minyak sawit sebanyak 3.244 ribu ton atau 62,7 persen lebih tinggi dari ekspor Februari yang sangat rendah yaitu 1.994 ribu ton
Jakarta (ANTARA) - Ekspor minyak sawit atau CPO nasional selama Maret 2021 menghasilkan devisa 3,74 miliar dolar AS atau 80 persen lebih tinggi dari perkiraan ekspor bulan Februari sebesar 2,08 miliar dolar AS.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, menyatakan devisa tersebut diperoleh dari realisasi ekspor minyak sawit sebanyak 3.244 ribu ton atau 62,7 persen lebih tinggi dari ekspor Februari yang sangat rendah yaitu 1.994 ribu ton.

"Kenaikan harga dan volume diperkirakan menghasilkan nilai ekspor sawit bulan Maret sekitar 3,74 miliar dolar AS," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Sementara itu terkait produksi minyak sawit Indonesia, Joko menyatakan, bulan Maret 2021 naik lebih dari 20 persen menjadi 3.712 ribu ton sebagai dampak limpahan produksi Februari yang hanya sebesar 3.079 ribu ton atau 10 persen lebih rendah dari bulan Januari.

"Namun, secara YoY sampai dengan Maret, produksi CPO 2021 1,6 persen lebih tinggi," katanya.

Sementara itu Konsumsi dalam negeri mencapai 1.599 ribu ton sedikit terkoreksi dibandingkan dengan bulan Februari sebesar 1.604 ribu ton.

Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel turun 0,5 persen menjadi 625 ribu ton dari 635 ribu ton pada Februari dan oleokimia juga turun 3,4 persen menjadi 168 ribu ton dari 174 ribu ton.

Namun, secara YoY sampai dengan Maret 2021, konsumsi dalam negeri 3,8 persen lebih tinggi dari 2020.

Joko menambahkan, kenaikan produksi minyak sawit pada Maret sebesar 633 ribu ton, lebih kecil dari kenaikan ekspor dan konsumsi dalam negeri yang totalnya diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta ton menyebabkan stok akhir turun dari 4,02 juta ton menjadi 3,20 juta ton.

Terkait dampak tsunami COVID-19 di India terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke negara tersebut, dia menyatakan, hal itu belum mempengaruhi, namun demikian Gapki tetap mengikuti perkembangan penanganan COVID-19 di sana.

“Kita wait and see saja perkembangannya, tapi dalam sebulan ini belum ada dampak apa-apa. Kami juga belum dapat laporan adanya hambatan ekspor ke India," katanya.

India merupakan salah satu pasar utama ekspor produk minyak sawit dan turunannya asal Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor komoditas ini pada 2020 mencapai ke India mencapai 4,69 juta ton dengan nilai 3,05 miliar dolar AS atau setelah Tiongkok yang pada 2020 mengimpor 5,64 juta ton minyak sawit dari Indonesia.

“India tetap menjadi perhatian utama kita karena Indonesia menjadi leader pengekspor minyak sawit,” ujar Joko Supriyono

Baca juga: EU sebut Indonesia sukses ekspor lebih banyak minyak sawit pada 2020
Baca juga: Dana pungutan ekspor sawit pada 2021 diproyeksikan capai Rp45 triliun
Baca juga: Astra: Pungutan ekspor buat perusahaan tak nikmati tingginya harga CPO

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2021