Magelang, Jateng (ANTARA) - Sejumlah warga yang tergabung dalam Masyarakat Budaya Borobudur menyerahkan dua potong batu ke Balai Konservasi Borobudur (BKB) sebagai wujud dukungan pelestarian candi tersebut.
Ketua Brayat Panangkaran Sucoro di Magelang, Minggu, mengatakan batu ini diusung ke sini sebagai simbol pentingnya pelestarian termasuk nilai tradisi masyarakat sekitar Borobudur yang juga harus dilestarikan.
Baca juga: Balai Konservasi Borobudur lepas terpal penutup Candi Mendut
Sucoro yang menginisiasi Ruwat Rawat Borobudur ini menyampaikan batu yang dibawa ke candi ini sudah melalui prosesi panjang sejak Oktober 2020 melalui ritual selo aji dari empat penjuru sungai.
"Batu ini kami serahkan ke BKB sebagai pengganti batu candi yang rusak. Setiap tahun kami akan menyediakan batu-batu seperti ini sehingga Ruwat Rawat Borobudur sampai ke anak cucu nanti," katanya.
Baca juga: PT TWC kembangkan paket wisata bersepeda Candi Prambanan-Borobudur
Ia menyampaikan Borobudur dalam perkembangan pariwisata berkembang cukup dahsyat dan pelestariannya tentu menjadi perhatian penting bagi semua pihak, termasuk melestarikan budayanya.
Sucoro mengatakan Ruwat Rawat Borobudur yang telah memasuki 19 tahun intinya melestarikan tradisi yang ada di desa itu bisa bersinergi dengan Borobudur.
Baca juga: Cerita relief Candi Borobudur bakal dijadikan sendratari
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan hari ini bertepatan 18 April yang merupakan Hari Warisan Dunia.
"Dalam rangka Hari Warisan Dunia ini Pak Sucoro dengan Ruwat Rawat Borobudur mempersembahkan kepada kami 'caos ageng selo aji' ini untuk memberikan apresiasi budaya terhadap pelestarian nilai tradisi masyarakat untuk pelestarian warisan dunia Borobudur dan pengembangan pariwisata Borobudur," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya akan merawat batu ini, akan digunakan ketika melakukan pelestarian Borobudur, karena memang sekarang lebih keperawatan, tidak ada perbaikan sehingga tidak menggunakan batu, tetapi suatu saat batu ini akan bermanfaat.
Ketua Brayat Panangkaran Sucoro di Magelang, Minggu, mengatakan batu ini diusung ke sini sebagai simbol pentingnya pelestarian termasuk nilai tradisi masyarakat sekitar Borobudur yang juga harus dilestarikan.
Baca juga: Balai Konservasi Borobudur lepas terpal penutup Candi Mendut
Sucoro yang menginisiasi Ruwat Rawat Borobudur ini menyampaikan batu yang dibawa ke candi ini sudah melalui prosesi panjang sejak Oktober 2020 melalui ritual selo aji dari empat penjuru sungai.
"Batu ini kami serahkan ke BKB sebagai pengganti batu candi yang rusak. Setiap tahun kami akan menyediakan batu-batu seperti ini sehingga Ruwat Rawat Borobudur sampai ke anak cucu nanti," katanya.
Baca juga: PT TWC kembangkan paket wisata bersepeda Candi Prambanan-Borobudur
Ia menyampaikan Borobudur dalam perkembangan pariwisata berkembang cukup dahsyat dan pelestariannya tentu menjadi perhatian penting bagi semua pihak, termasuk melestarikan budayanya.
Sucoro mengatakan Ruwat Rawat Borobudur yang telah memasuki 19 tahun intinya melestarikan tradisi yang ada di desa itu bisa bersinergi dengan Borobudur.
Baca juga: Cerita relief Candi Borobudur bakal dijadikan sendratari
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan hari ini bertepatan 18 April yang merupakan Hari Warisan Dunia.
"Dalam rangka Hari Warisan Dunia ini Pak Sucoro dengan Ruwat Rawat Borobudur mempersembahkan kepada kami 'caos ageng selo aji' ini untuk memberikan apresiasi budaya terhadap pelestarian nilai tradisi masyarakat untuk pelestarian warisan dunia Borobudur dan pengembangan pariwisata Borobudur," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya akan merawat batu ini, akan digunakan ketika melakukan pelestarian Borobudur, karena memang sekarang lebih keperawatan, tidak ada perbaikan sehingga tidak menggunakan batu, tetapi suatu saat batu ini akan bermanfaat.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment