Jakarta (ANTARA) - Survei Polmatrix Indonesia menyebutkan pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani merupakan pasangan paling kuat di antara pasangan capres-cawapres lainnya.
"Dari simulasi yang ada, Prabowo-Puan diunggulkan dengan dukungan mencapai 19 persen," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto, dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis.
Jaraknya tidak terpaut jauh dengan dua pasangan calon unggulan lainnya. Pasangan Jusuf Kalla-Anies Baswedan didukung sebanyak 16,4 persen dan Ganjar Pranowo-Khofifah Indar Parawansa sebesar 15,6 persen.
Lalu Ridwan Kamil-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang meraih dukungan 12,3 persen.
"Pasangan Prabowo-Puan paling diunggulkan publik dalam laga Pemilu 2024, tetapi mendapat penantang kuat dari JK-Anies dan Ganjar-Khofifah, serta RK-AHY," ujarnya.
Menurut Dendik, sebagai representasi dari dua kekuatan politik terbesar, Prabowo-Puan masih memerlukan daya ungkit yang lebih besar jika ingin memenangkan Pemilu 2024.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Prabowo Subianto ditempel ketat Ganjar Pranowo
"Koalisi yang terbangun antara PDIP dan Gerindra tampaknya perlu bekerja ekstra keras," kata Dendik.
Dari simulasi terhadap nama-nama kandidat yang memiliki elektabilitas tinggi, Anies lebih tepat jika dipasangkan sebagai cawapres JK yang merupakan tokoh senior.
"JK lebih mampu merangkul banyak kekuatan politik, ditambah faktor Anies yang masih kuat," jelas Dendik.
Ganjar yang juga elektabilitasnya tinggi bisa menjadi capres alternatif, apalagi jika berpasangan dengan Khofifah.
"Ganjar-Khofifah merupakan kombinasi antara figur nasionalis dan Islam (NU), serta pengalaman sebagai gubernur dari dua provinsi terpadat," lanjut Dendik.
Demikian pula dengan RK, dengan latar belakang gubernur Jawa Barat dan dukungan anak muda, akan makin menguat jika dipasangkan dengan AHY.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil geser Anies
"RK-AHY sama-sama figur muda, didukung mesin politik yang solid maupun massa yang lebih cair," ujarnya.
Sementara itu simulasi paslon yang lain hanya didukung kurang dari 5 persen. Pasangan Airlangga Hartarto-Sandiaga Uno meraih 4,7 persen dukungan, disusul Erick Thohir-Tito Karnavian 3,2 persen, dan Gatot Nurmantyo-Rizieq Shihab 1,3 persen.
Masih ada 27,3 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
"Simulasi paslon Pilpres 2024 ini bisa memberikan gambaran peta dukungan terhadap para kandidat, dan patut diperhitungkan oleh partai-partai politik yang bakal mengusung," jelas Dendik.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Maret 2021 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi.
Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Survei: Kisruh Partai Demokrat beri efek elektoral bagi AHY
"Dari simulasi yang ada, Prabowo-Puan diunggulkan dengan dukungan mencapai 19 persen," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto, dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis.
Jaraknya tidak terpaut jauh dengan dua pasangan calon unggulan lainnya. Pasangan Jusuf Kalla-Anies Baswedan didukung sebanyak 16,4 persen dan Ganjar Pranowo-Khofifah Indar Parawansa sebesar 15,6 persen.
Lalu Ridwan Kamil-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang meraih dukungan 12,3 persen.
"Pasangan Prabowo-Puan paling diunggulkan publik dalam laga Pemilu 2024, tetapi mendapat penantang kuat dari JK-Anies dan Ganjar-Khofifah, serta RK-AHY," ujarnya.
Menurut Dendik, sebagai representasi dari dua kekuatan politik terbesar, Prabowo-Puan masih memerlukan daya ungkit yang lebih besar jika ingin memenangkan Pemilu 2024.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Prabowo Subianto ditempel ketat Ganjar Pranowo
"Koalisi yang terbangun antara PDIP dan Gerindra tampaknya perlu bekerja ekstra keras," kata Dendik.
Dari simulasi terhadap nama-nama kandidat yang memiliki elektabilitas tinggi, Anies lebih tepat jika dipasangkan sebagai cawapres JK yang merupakan tokoh senior.
"JK lebih mampu merangkul banyak kekuatan politik, ditambah faktor Anies yang masih kuat," jelas Dendik.
Ganjar yang juga elektabilitasnya tinggi bisa menjadi capres alternatif, apalagi jika berpasangan dengan Khofifah.
"Ganjar-Khofifah merupakan kombinasi antara figur nasionalis dan Islam (NU), serta pengalaman sebagai gubernur dari dua provinsi terpadat," lanjut Dendik.
Demikian pula dengan RK, dengan latar belakang gubernur Jawa Barat dan dukungan anak muda, akan makin menguat jika dipasangkan dengan AHY.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil geser Anies
"RK-AHY sama-sama figur muda, didukung mesin politik yang solid maupun massa yang lebih cair," ujarnya.
Sementara itu simulasi paslon yang lain hanya didukung kurang dari 5 persen. Pasangan Airlangga Hartarto-Sandiaga Uno meraih 4,7 persen dukungan, disusul Erick Thohir-Tito Karnavian 3,2 persen, dan Gatot Nurmantyo-Rizieq Shihab 1,3 persen.
Masih ada 27,3 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
"Simulasi paslon Pilpres 2024 ini bisa memberikan gambaran peta dukungan terhadap para kandidat, dan patut diperhitungkan oleh partai-partai politik yang bakal mengusung," jelas Dendik.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Maret 2021 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi.
Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Survei: Kisruh Partai Demokrat beri efek elektoral bagi AHY
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment