Kita harus optimis namun kita harus tetap waspada
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebutkan Indonesia memiliki pijakan yang bagus untuk mendorong pemulihan ekonomi dari krisis pandemi COVID-19, karena pertumbuhan 2020 lebih baik dibanding negara lain.

“Kontraksi Indonesia tidak sedalam negara lain jadi kita punya pijakan yang bagus. Kalau kita lihat Indonesia minus 2,1 persen. Negara lain yang lebih dalam kontraksinya dari Indonesia berarti pijakannya lebih berat,” kata Wamenkeu dalam acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi namun lebih baik dari negara lain ini akan menjadi pijakan yang bagus untuk semakin memulihkan perekonomian ke depan menjadi lebih cepat.

Hal itu mengingat mayoritas negara tetangga dan negara anggota G20 terkontraksi lebih dalam sehingga proses pemulihannya diperkirakan akan lebih lama dibandingkan Indonesia.

Baca juga: Presiden Jokowi : Tetap atur rem dan gas untuk pemulihan ekonomi

“Pijakan kita oke, kita punya pijakan. Oleh karena itu kita melihat tahun 2021 pemulihan ekonomi harus jalan terus. Kita harus optimis namun kita harus tetap waspada,” ujar Wamenkeu.

Oleh sebab itu ia menuturkan pijakan sebagai awalan yang bagus tersebut akan didorong pemerintah dengan dilanjutkannya proses pemulihan ekonomi melalui berbagai kebijakan prioritas pada 2021.

Ia menjelaskan kebijakan prioritas yang masuk sebagai game changer ini di antaranya meliputi vaksinasi massal secara gratis, penguatan 3M dan 3T, serta melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca juga: BI dorong UMKM jadi kunci pemulihan ekonomi

Sementara dalam APBN sendiri juga terdapat kebijakan strategis untuk mendukung pemulihan yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahanan pangan, pariwisata, bidang teknologi informasi dan komunikasi, serta infrastruktur.

“Itu lah desain dasar dari APBN 2021 yang kalau kita lihat meskipun di tengah-tengah penerimaan turun namun belanja tetap kita naikkan. Ini untuk mendorong konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi sektor publik,” jelasnya.

Sebagai informasi, belanja negara tahun ini ditargetkan mencapai Rp2.750 triliun dengan realisasi hingga akhir Februari telah mencapai Rp282,7 triliun atau tumbuh 1,2 persen (yoy) dibanding periode sama 2020 yaitu Rp279,4 triliun.

Baca juga: Menkeu sebut 2021 tantangan untuk akselerasi pemulihan ekonomi

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021