Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani tarkait Hari Kebebasan Pers Sedunia menilai dalam konteks "banjir" informasi, pers berperan sangat penting dan strategis menjadi tempat bagi masyarakat menemukan informasi yang sebenarnya.
"Dalam konteks banjir informasi, pers memegang peran yang sangat penting dan strategis. Pers harus menjadi tempat bagi masyarakat menemukan informasi yang sebenarnya," kata Christina Aryani kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Pernyataan Christina tersebut disampaikannya bertepatan dengan peringatan World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia, Senin 3 Mei 2021.
Dia menilai tugas pers di era digitalisasi saat ini memang tidak mudah, karena itu cek fakta atau "fact checking" menjadi salah satu tugas pers yang perlu dilakukan dengan serius.
Baca juga: Jazilul Fawaid: Pers Indonesia kembali tujuan bernegara
Baca juga: Dewan Pers: Kebebasan pers hadapi disrupsi media sosial
Christina mengapresiasi upaya yang telah dijalankan beberapa media yang menyediakan kolom khusus cek fakta, karena menjadi "angin segar" di tengah maraknya informasi yang diterima masyarakat.
"Kolom cek fakta menjadi angin segar di tengah membanjir-nya informasi yang diterima masyarakat utamanya melalui media sosial yang seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Menurut politisi Partai Golkar itu, pers yang menjalankan peran-nya sesuai dengan kaidah jurnalistik serta tidak mudah tergiring opini, akan sanggup memberikan warna sesuai jati dirinya sebagai insan pers profesional.
Selain itu dia menilai peran-peran pers tersebut apabila diperkuat dengan masyarakat yang terliterasi dengan baik, dirinya optimis akan sanggup membendung "tsunami" hoaks yang saat ini menjadi tantangan bersama.
"Dalam konteks banjir informasi, pers memegang peran yang sangat penting dan strategis. Pers harus menjadi tempat bagi masyarakat menemukan informasi yang sebenarnya," kata Christina Aryani kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Pernyataan Christina tersebut disampaikannya bertepatan dengan peringatan World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia, Senin 3 Mei 2021.
Dia menilai tugas pers di era digitalisasi saat ini memang tidak mudah, karena itu cek fakta atau "fact checking" menjadi salah satu tugas pers yang perlu dilakukan dengan serius.
Baca juga: Jazilul Fawaid: Pers Indonesia kembali tujuan bernegara
Baca juga: Dewan Pers: Kebebasan pers hadapi disrupsi media sosial
Christina mengapresiasi upaya yang telah dijalankan beberapa media yang menyediakan kolom khusus cek fakta, karena menjadi "angin segar" di tengah maraknya informasi yang diterima masyarakat.
"Kolom cek fakta menjadi angin segar di tengah membanjir-nya informasi yang diterima masyarakat utamanya melalui media sosial yang seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Menurut politisi Partai Golkar itu, pers yang menjalankan peran-nya sesuai dengan kaidah jurnalistik serta tidak mudah tergiring opini, akan sanggup memberikan warna sesuai jati dirinya sebagai insan pers profesional.
Selain itu dia menilai peran-peran pers tersebut apabila diperkuat dengan masyarakat yang terliterasi dengan baik, dirinya optimis akan sanggup membendung "tsunami" hoaks yang saat ini menjadi tantangan bersama.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment