Tadi juga ada yang kesulitan tidak punya 'handphone', kita bantu
Magelang (ANTARA) -

Pemberian hadiah jaringan internet ke Desa Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang yang berada di sebuah cekungan di antara perbukitan itu bermula dari salah seorang siswi SD negeri di Desa Growong bernama Qotrunada (12) yang berkirim surat ke Gubernur Ganjar Pranowo.

Isi suratnya mengenai kondisi di desanya yang tidak bisa menerima sinyal operator jaringan seluler karena berada di antara bukit-bukit sehingga menyebabkan para pelajar kesulitan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Surat dari siswi dengan nama panggilan Nada itu, ternyata mendapat perhatian dari orang nomor satu di Jateng yang kemudian datang ke Desa Growong dengan bersepeda motor pada Hardiknas 2021.

Ganjar mengaku mendatangi pelajar di Desa Growong bertepatan dengan perayaan Hardiknas tahun ini sebab dirinya melihat ada permasalahan yang butuh diselesaikan secara konkret.

"Saya sebelumnya dikirimi surat oleh kepala sekolah dan salah satu siswi, intinya mereka mengeluhkan sinyal susah saat pembelajaran daring. Saya punya pikiran, inikan Hardiknas ayo kita motoran ke Magelang sambil melihat kondisinya," katanya.

Baca juga: Menjaga api semangat untuk terus belajar

Menurut Ganjar, dengan cara itu maka solusi terbaik bisa segera diberikan dan dirinya telah komunikasi dengan Telkom yang siap memasang jaringan internet di desa itu.

"Tadi dari Telkom mengatakan mau dipasang jaringan Mei ini. Semoga cepat selesai agar anak-anak bisa belajar dengan tenang. Tadi juga ada yang kesulitan tidak punya 'handphone', kita bantu. Jadi kita merayakan Hardiknas ini di tempat yang memang inilah cara mencetak sumber daya manusia bangsa secara konkret," tegasnya.

Sementara itu, Nada berkirim surat ke Gubernur Ganjar karena sudah kangen bersekolah lagi meskipun masih pandemi COVID-19.

"Karena pandemi, jadi belajar daring di rumah, tapi disini susah sinyal, jadi sulit paham saat belajar," katanya.

Kadang, lanjut dia, tugas dari guru yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp baru masuk siang atau sore hari, padahal tugas itu sudah dikirim guru pada pagi hari.

"Bahkan kadang malam baru terkirim karena sinyal di sini langka sekali. Belum lagi kalau ada tugas yang tidak jelas, mau cari di internet tidak bisa," ujarnya.

Baca juga: Reza Rahadian sebut partisipasi publik berperan majukan pendidikan
Baca juga: FSGI: Kebijakan pendidikan pada masa pandemi belum optimal

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2021