Jakarta (ANTARA) - Tak hanya kontestan asal Myanmar, Ma Thuzar Wint Lwin yang menggunakan ajang Miss Universe 2020 untuk menyebarkan pesan, kontestan Singapura Bernadette Belle Wu Ong juga membuat penyataan yang kuat untuk melawan rasisme.
Dalam babak National Costume, Bernadette mengenakan jubah merah dan putih dengan tulisan, "Hentikan Kebencian terhadap Asia."
"Untuk apa platform ini jika saya tidak dapat menggunakannya untuk mengirimkan pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan! Terima kasih #MissUniverse karena telah memberi saya kesempatan ini!," kata Bernadette melalui laman Instagram pribadinya dikutip Indian Express pada Minggu.
Baca juga: Kisah kontestan Myanmar serukan perjuangan di Miss Universe 2020
Bernadette mengenakan kostum monokini merah berpayet dengan lengan yang dramatis, satu merah dan sisi yang lainnya putih. Ia juga menggunakan sepatu boots setinggi lutut.
Kostum nasional Bernadette terinspirasi dari bendera nasional Singapura yang melambangkan persatuan untuk semua dan harmoni sosial di negara yang multi-rasial, multi-budaya, dan antar-agama.
Kostum yang dilukis dengan tangan oleh Paulo Espinosa dirancang oleh Arwin Meriales. Warna merah dan putih juga memiliki makna simbolis.
"Warna merah melambangkan kesetaraan untuk semua. Putih melambangkan kebajikan yang abadi. Singapura adalah tempat untuk semua ras dan mereka sangat bangga menjadi orang Asia," ujar Bernadette.
Bernadette mengatakan bahwa kostum tersebut dibuat hanya dalam dua hari.
"Saya menghubungi desainer Filipina @arwin_meriales04 untuk membuat desain saya sendiri dan dia mengeksekusinya! Ketika dia menawarkan untuk meminta @kuyapawlo untuk melukis sesuatu di bagian belakang, saya langsung tahu bahwa itu pasti tentang gerakan yang memutarbalikkan kebencian dan prasangka rasial!," kata Bernadette.
Bernadette juga mengatakan pesan yang disampaikan melalui kostumnya diperuntukkan bagi semua orang.
"Ini adalah kemenangan BESAR untuk semua orang! Kami menyampaikan pesan kami dengan lantang dan jelas! Terima kasih telah membalas kami dengan cinta dan pujian," ujar Bernadette.
Sebelumnya, lontestan Miss Universe 2020 asal Myanmar, Ma Thuzar Wint Lwin mencuri perhatian dunia lantaran dalam babak National Costume ia memperagakan busana tradisionalnya sambil membawa sebuah pesan bertuliskan "Berdoa untuk Myanmar".
Ma Thuzar Wint Lwin berharap bisa menggunakan platform internasionalnya sebagai kontestan untuk mengkritik kudeta militer negara yang terjadi di negaranya dan mendukung gerakan pro-demokrasi.
Baca juga: Detail kostum nasional "Komodo" pada ajang Miss Universe 2020
Baca juga: Ayu Maulida dalam balutan kostum komodo di Miss Universe
Dalam babak National Costume, Bernadette mengenakan jubah merah dan putih dengan tulisan, "Hentikan Kebencian terhadap Asia."
"Untuk apa platform ini jika saya tidak dapat menggunakannya untuk mengirimkan pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan! Terima kasih #MissUniverse karena telah memberi saya kesempatan ini!," kata Bernadette melalui laman Instagram pribadinya dikutip Indian Express pada Minggu.
Baca juga: Kisah kontestan Myanmar serukan perjuangan di Miss Universe 2020
Bernadette mengenakan kostum monokini merah berpayet dengan lengan yang dramatis, satu merah dan sisi yang lainnya putih. Ia juga menggunakan sepatu boots setinggi lutut.
Kostum nasional Bernadette terinspirasi dari bendera nasional Singapura yang melambangkan persatuan untuk semua dan harmoni sosial di negara yang multi-rasial, multi-budaya, dan antar-agama.
Kostum yang dilukis dengan tangan oleh Paulo Espinosa dirancang oleh Arwin Meriales. Warna merah dan putih juga memiliki makna simbolis.
"Warna merah melambangkan kesetaraan untuk semua. Putih melambangkan kebajikan yang abadi. Singapura adalah tempat untuk semua ras dan mereka sangat bangga menjadi orang Asia," ujar Bernadette.
Bernadette mengatakan bahwa kostum tersebut dibuat hanya dalam dua hari.
"Saya menghubungi desainer Filipina @arwin_meriales04 untuk membuat desain saya sendiri dan dia mengeksekusinya! Ketika dia menawarkan untuk meminta @kuyapawlo untuk melukis sesuatu di bagian belakang, saya langsung tahu bahwa itu pasti tentang gerakan yang memutarbalikkan kebencian dan prasangka rasial!," kata Bernadette.
Bernadette juga mengatakan pesan yang disampaikan melalui kostumnya diperuntukkan bagi semua orang.
"Ini adalah kemenangan BESAR untuk semua orang! Kami menyampaikan pesan kami dengan lantang dan jelas! Terima kasih telah membalas kami dengan cinta dan pujian," ujar Bernadette.
Sebelumnya, lontestan Miss Universe 2020 asal Myanmar, Ma Thuzar Wint Lwin mencuri perhatian dunia lantaran dalam babak National Costume ia memperagakan busana tradisionalnya sambil membawa sebuah pesan bertuliskan "Berdoa untuk Myanmar".
Ma Thuzar Wint Lwin berharap bisa menggunakan platform internasionalnya sebagai kontestan untuk mengkritik kudeta militer negara yang terjadi di negaranya dan mendukung gerakan pro-demokrasi.
Baca juga: Detail kostum nasional "Komodo" pada ajang Miss Universe 2020
Baca juga: Ayu Maulida dalam balutan kostum komodo di Miss Universe
Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment