Jakarta (ANTARA) - Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia berharap negara-negara Islam bisa saling terhubung satu sama lain untuk mencegah radikalisme dan turut menjaga kedamaian dunia.
"Negara-negara yang mayoritas islam diharapkan saling terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi global demi menjaga kedamaian dunia," kata Presiden OIC Youth Indonesia Syafii Efendi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu
Pada kegiatan International Islamic World Summit (IIYS) yang diikuti oleh 57 negara, OIC berharap dapat memberikan penjelasan kepada dunia tentang islam di Indonesia dan berbagai upaya dalam menangkal radikalisme dan terorisme.
Baca juga: Tangkal radikalisme dan terorisme lewat "soft approach"
Konferensi tersebut dinilai strategis untuk menangkal radikalisme. Sebab, pemuda adalah agen perubahan yang memiliki idealisme sebagai penjaga nilai. Tentunya nilai-nilai yang konstruktif sebagai kontrol sosial.
Pada kesempatan itu, Syafii Efendi mengatakan pemuda harus ikut serta berperan aktif menjadi pemimpin baik untuk lingkup yang luas maupun diri sendiri.
Selain itu, OIC Youth Indonesia juga mendorong para pemuda di Tanah Air untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dengan demikian maka paham-paham radikal yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat dicegah.
Baca juga: AMAN: Berantas radikalisme tak bisa hanya andalkan pendekatan keamanan
"Pemuda harus berperan aktif dalam kepemimpinan negara serta menghormati satu sama lain agar terhindar dari radikalisme," ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal OIC Youth Indonesia Bintang Wahyu Saputra mengatakan pemuda sejatinya bisa menjadi juru damai bagi dunia. Dalam situasi saat ini pemuda juga harus selalu siap menangkal radikalisme.
"Tangkal radikalisme dari lingkup terkecil sampai ke ruang lingkup yang besar," ujar dia.
Terakhir, ia mengajak semua pemuda agar secara terus menerus mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan serta pancasila kepada dunia.
Baca juga: Menangkal radikalisme dan terorisme dari pintu ke pintu
"Negara-negara yang mayoritas islam diharapkan saling terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi global demi menjaga kedamaian dunia," kata Presiden OIC Youth Indonesia Syafii Efendi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu
Pada kegiatan International Islamic World Summit (IIYS) yang diikuti oleh 57 negara, OIC berharap dapat memberikan penjelasan kepada dunia tentang islam di Indonesia dan berbagai upaya dalam menangkal radikalisme dan terorisme.
Baca juga: Tangkal radikalisme dan terorisme lewat "soft approach"
Konferensi tersebut dinilai strategis untuk menangkal radikalisme. Sebab, pemuda adalah agen perubahan yang memiliki idealisme sebagai penjaga nilai. Tentunya nilai-nilai yang konstruktif sebagai kontrol sosial.
Pada kesempatan itu, Syafii Efendi mengatakan pemuda harus ikut serta berperan aktif menjadi pemimpin baik untuk lingkup yang luas maupun diri sendiri.
Selain itu, OIC Youth Indonesia juga mendorong para pemuda di Tanah Air untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dengan demikian maka paham-paham radikal yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat dicegah.
Baca juga: AMAN: Berantas radikalisme tak bisa hanya andalkan pendekatan keamanan
"Pemuda harus berperan aktif dalam kepemimpinan negara serta menghormati satu sama lain agar terhindar dari radikalisme," ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal OIC Youth Indonesia Bintang Wahyu Saputra mengatakan pemuda sejatinya bisa menjadi juru damai bagi dunia. Dalam situasi saat ini pemuda juga harus selalu siap menangkal radikalisme.
"Tangkal radikalisme dari lingkup terkecil sampai ke ruang lingkup yang besar," ujar dia.
Terakhir, ia mengajak semua pemuda agar secara terus menerus mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan serta pancasila kepada dunia.
Baca juga: Menangkal radikalisme dan terorisme dari pintu ke pintu
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment