Jakarta (ANTARA) - Prajurit AS yang tergabung dalam Security Force Assistence Brigades (SFAB) terkesan dengan keramahan TNI saat mengikuti latihan bersama dengan Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak di Indonesia.
"Tentara Indonesia sangat ramah karena dibandingkan dengan tentara lain di Pasifik yang pernah bekerja sana dengan kami khususnya, mereka tidak seramah dan sehangat tentara Indonesia, mereka membuat kami seperti keluarga selama ada di Indonesia, mereka membuat kami merasa hebat," kata SFAB Team Inteligent Advisor, SGT Butler Blair melalui video Buletin TNI AD yang disaksikan, Minggu malam.
Selain keramahan, Butler juga mengagumi makanan pedas dari Indonesia. Hampir semua jenis makanan dia suka, rendang salah satunya, tetapi tidak dengan durian. "Durian agak sulit saya memakannya," ucap Butler.
Pengalaman mencicipi makanan khas Indonesia juga jadi hal berkesan bagi SFAB Team Senior Support Advisor, SSG Jun Choh.
Dengan bangga Choh memamerkan kepada keluarganya saat mencicipi nasi goreng dan mi goreng asli Indonesia.
Baca juga: Kasad bertemu Kasad AS secara virtual, bahas latihan bersama di JRTC
Baca juga: 500 tentara dari 18 negara ikuti latihan pembersih ranjau di Sentul
"Saat saya makan nasi goreng saya foto dan kirim ke keluarga saya, adik saya iri karena dia hanya pernah mencicipi nasi goreng di Amerika," ujar Sersan Choh.
Letkol Inf Fajar Akhirudin, Danyonif PR 305/Tengkorak Kostrad menyebutkan Prajurit Para Raider Yoni 305 Tengkorak yang melaksanakan kegiatan latihan bersama memiliki kemampuan kualifikasi para dan raider dalam arti mereka siap untuk melaksanakan operasi militer baik di darat, laut maupun di udara
"Dalam melaksanakan kegiatan latihan bersama ini yang disiapkan oleh Satuan Yonif Para Raider 305/Tengkorak adalah personel, materil dan sarana prasarana latihan," tutur Fajar.
Sementara itu SFAB Team Leader Cpt Leshaun Smith menyebutkan SFAB merupakan salah satu unit baru di Tentara Amerika (US Army) yang dibentuk dalam beberapa waktu terakhir, terdiri dari tim kecil yang memiliki spesialisasi tertentu, 'maneuver adviser team' menjadi fokus utama dari unit ini yang terdiri atas 12 orang personel.
Sebagai sebuah tim kecil, lanjut Smith, tujuan SFAB Maneuver Adviser Team adalah untuk bekerja sama dengan pasukan bersenjata negara sahabat di kehidupan sehari-hari, sehingga prajurit dapat mempelajari tidak hanya budaya setempat tapi juga budaya militer sehingga prajurit dapat memiliki pandangan yang sama dalam operasi militer dan juga memiliki pengetahuan yang sama mengenai situasi pertempuran.
"Kunci utama bagi kami adalah terbentuknya komunikasi interoperabilitas dan menciptakan hubungan antara dua negara dalam rangka mengefektifkan kerja sama militer," ujar Smith.
Selain latihan tempur, para prajurit Indonesia dan tentara Amerika melakukan kegiatan-kegiatan yang memupuk kebersamaan seperti memancing ikan untuk makan siang, bermain bakiak dan menari Maumere.
Baca juga: Kopassus akan latihan bersama "Combat Medic" dengan tentara AS
Baca juga: Tentara AS belajar penanggulangan bencana ke TNI
"Tentara Indonesia sangat ramah karena dibandingkan dengan tentara lain di Pasifik yang pernah bekerja sana dengan kami khususnya, mereka tidak seramah dan sehangat tentara Indonesia, mereka membuat kami seperti keluarga selama ada di Indonesia, mereka membuat kami merasa hebat," kata SFAB Team Inteligent Advisor, SGT Butler Blair melalui video Buletin TNI AD yang disaksikan, Minggu malam.
Selain keramahan, Butler juga mengagumi makanan pedas dari Indonesia. Hampir semua jenis makanan dia suka, rendang salah satunya, tetapi tidak dengan durian. "Durian agak sulit saya memakannya," ucap Butler.
Pengalaman mencicipi makanan khas Indonesia juga jadi hal berkesan bagi SFAB Team Senior Support Advisor, SSG Jun Choh.
Dengan bangga Choh memamerkan kepada keluarganya saat mencicipi nasi goreng dan mi goreng asli Indonesia.
Baca juga: Kasad bertemu Kasad AS secara virtual, bahas latihan bersama di JRTC
Baca juga: 500 tentara dari 18 negara ikuti latihan pembersih ranjau di Sentul
"Saat saya makan nasi goreng saya foto dan kirim ke keluarga saya, adik saya iri karena dia hanya pernah mencicipi nasi goreng di Amerika," ujar Sersan Choh.
Letkol Inf Fajar Akhirudin, Danyonif PR 305/Tengkorak Kostrad menyebutkan Prajurit Para Raider Yoni 305 Tengkorak yang melaksanakan kegiatan latihan bersama memiliki kemampuan kualifikasi para dan raider dalam arti mereka siap untuk melaksanakan operasi militer baik di darat, laut maupun di udara
"Dalam melaksanakan kegiatan latihan bersama ini yang disiapkan oleh Satuan Yonif Para Raider 305/Tengkorak adalah personel, materil dan sarana prasarana latihan," tutur Fajar.
Sementara itu SFAB Team Leader Cpt Leshaun Smith menyebutkan SFAB merupakan salah satu unit baru di Tentara Amerika (US Army) yang dibentuk dalam beberapa waktu terakhir, terdiri dari tim kecil yang memiliki spesialisasi tertentu, 'maneuver adviser team' menjadi fokus utama dari unit ini yang terdiri atas 12 orang personel.
Sebagai sebuah tim kecil, lanjut Smith, tujuan SFAB Maneuver Adviser Team adalah untuk bekerja sama dengan pasukan bersenjata negara sahabat di kehidupan sehari-hari, sehingga prajurit dapat mempelajari tidak hanya budaya setempat tapi juga budaya militer sehingga prajurit dapat memiliki pandangan yang sama dalam operasi militer dan juga memiliki pengetahuan yang sama mengenai situasi pertempuran.
"Kunci utama bagi kami adalah terbentuknya komunikasi interoperabilitas dan menciptakan hubungan antara dua negara dalam rangka mengefektifkan kerja sama militer," ujar Smith.
Selain latihan tempur, para prajurit Indonesia dan tentara Amerika melakukan kegiatan-kegiatan yang memupuk kebersamaan seperti memancing ikan untuk makan siang, bermain bakiak dan menari Maumere.
Baca juga: Kopassus akan latihan bersama "Combat Medic" dengan tentara AS
Baca juga: Tentara AS belajar penanggulangan bencana ke TNI
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment