Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendukung rencana Polda Metro Jaya yang mempertimbangkan untuk meniadakan jalur sepeda permanen di wilayah Jalan Sudirman, Jakarta karena tidak efektif dan masih sering dilewati sepeda motor serta tingginya angka kecelakaan.
“Saya menyambut baik gagasan Polda Metro Jaya untuk meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman. Sebagai orang yang rutin lewat jalur Sudirman-Thamrin baik dengan mobil maupun dengan sepeda, saya melihat jalur sepeda ini sangat tidak efektif," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sahroni menilai kehadiran jalur sepeda tersebut terkesan tidak berfaedah dan justru memancing banyak pelanggaran. Menurut dia, jalur sepeda tersebut tidak cocok untuk aktivitas pengguna sepeda "sport" yang kecepatannya cukup tinggi.
Baca juga: Fasilitas jalur sepeda Sudirman-Thamrin akan ditambah termasuk rambu
"Pesepeda 'sport' terpaksa tidak melewati jalur sepeda dan mereka hanya melintas paling lama 3 jam, dari jam 5-8 pagi," ujarnya.
Politisi Partai NasDem itu menjelaskan karena penggunaan jalur sepeda paling lama 3 jam tersebut maka pada akhirnya jalur sepeda akan lebih banyak dimanfaatkan pengguna sepeda motor dibanding pesepeda.
Sebelumnya, Ditlantas Polda Metro Jaya mengatakan sedang mempertimbangkan untuk meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman, Jakarta. Rencana kebijakan tersebut karena keberadaan jalur sepeda permanen tidak efektif karena masih sering dilewati sepeda motor dan tingginya angka kecelakaan.
Baca juga: Sayembara jalur sepeda DKI bergulir dengan hadiah Rp52 juta
Baca juga: Jalur permanen sepeda molor karena ada pemindahan lajur TransJakarta
“Saya menyambut baik gagasan Polda Metro Jaya untuk meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman. Sebagai orang yang rutin lewat jalur Sudirman-Thamrin baik dengan mobil maupun dengan sepeda, saya melihat jalur sepeda ini sangat tidak efektif," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sahroni menilai kehadiran jalur sepeda tersebut terkesan tidak berfaedah dan justru memancing banyak pelanggaran. Menurut dia, jalur sepeda tersebut tidak cocok untuk aktivitas pengguna sepeda "sport" yang kecepatannya cukup tinggi.
Baca juga: Fasilitas jalur sepeda Sudirman-Thamrin akan ditambah termasuk rambu
"Pesepeda 'sport' terpaksa tidak melewati jalur sepeda dan mereka hanya melintas paling lama 3 jam, dari jam 5-8 pagi," ujarnya.
Politisi Partai NasDem itu menjelaskan karena penggunaan jalur sepeda paling lama 3 jam tersebut maka pada akhirnya jalur sepeda akan lebih banyak dimanfaatkan pengguna sepeda motor dibanding pesepeda.
Sebelumnya, Ditlantas Polda Metro Jaya mengatakan sedang mempertimbangkan untuk meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman, Jakarta. Rencana kebijakan tersebut karena keberadaan jalur sepeda permanen tidak efektif karena masih sering dilewati sepeda motor dan tingginya angka kecelakaan.
Baca juga: Sayembara jalur sepeda DKI bergulir dengan hadiah Rp52 juta
Baca juga: Jalur permanen sepeda molor karena ada pemindahan lajur TransJakarta
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment