Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris meminta pemerintah pusat kembali menarik “rem” untuk meredam lonjakan penularan COVID-19 secara nasional.

Charles Honoris, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat, menyarankan pemerintah kembali menarik rem karena mengingat terjadinya peningkatan penularan COVID-19 secara drastis di sejumlah daerah setelah libur lebaran lalu.

“Kalau Pak Presiden pernah mengungkapkan strategi gas-rem dalam penanganan COVID-19, menurut saya sekaranglah saatnya pemerintah menarik kembali remnya," kata dia

Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19 optimalkan fungsi posko PPKM di daerah

Kemudian, lanjut dia soal upaya meredam lonjakan COVID-19 yang efektif tentunya pemerintah lebih memahaminya.

"Entah bentuknya pembatasan sosial atau apapun, yang jelas dengan kondisi penularan seperti sekarang, kita tidak bisa membiarkan masyarakat berkegiatan tanpa batas seperti ini,” kata Charles.

Charles menyoroti kondisi lonjakan COVID-19 setelah libur lebaran yang terjadi di Kabupaten Kudus, Bangkalan, dan yang terbaru di Semarang dan Jakarta. Khusus di DKI Jakarta, yang menjadi daerah pemilihan Charles, bahkan angka keterisian rumah sakit sudah 59 persen.

“Khusus di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, keterisian sudah 67 persen, dan tiap hari jumlah pasien yang masuk bertambah. Pagi tadi, saya mendapat laporan 400-an pasien masuk wisma atlet, ambulans sampai mengantre,” kata Charles.

Sementara menurut data tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) per provinsi yang dikeluarkan Kemenkes per Jumat 11 Juni 2021, tercatat provinsi dengan BOR tertinggi berturut-turut yakni Jawa Tengah sebesar 65 persen.

Kemudian, Kalimantan Barat 59 persen, Jawa Barat 59 persen, DKI Jakarta 59 persen dan DI Yogyakarta 59 persen.

“Kondisi ini cukup mengkhawatirkan,” ucap politisi muda PDI Perjuangan tersebut.

Baca juga: Kapolri instruksikan seluruh kapolda maksimalkan PPKM mikro kawal PEN

Menurut Charles dengan penarikan rem kembali, diharapkan angka penularan COVID-19 kembali landai, sehingga angka keterisian rumah sakit juga menurun.

“Kalau pemerintah tidak segera menarik rem, saya khawatir lonjakan penularan semakin menjadi tidak terkendali dan rumah sakit tidak sanggup lagi menampung pasien. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin kondisi seperti di India terjadi di Indonesia,” kata Charles.

Selain menarik rem, kata Charles, pemerintah juga harus melakukan percepatan vaksinasi COVID-19. Sebab, kesuksesan vaksinasi merupakan jalan utama keluar dari pandemi ini.

“Kondisi kita sekarang kejar-kejaran antara vaksinasi dan laju penularan. Saya berharap seluruh elemen masyarakat bisa berpartisipasi dalam vaksinasi, agar Indonesia segera keluar dari pandemi dan masa-masa sulit ini,” ujarnya.

Baca juga: DKI tak segan tarik kembali "rem darurat"

Baca juga: Habisnya kapasitas tempat tidur jadi alasan Anies tarik rem darurat

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2021