Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Trilogi Jakarta Prof Dr Mudrajad Kuncoro mengatakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka (MBKM) memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk memilih apa yang digeluti ketika lulus kuliah dan mata kuliah apa yang dipilih untuk mencapai hal tersebut.
“Program MBKM ini sangat menarik, karena membebaskan mahasiswa dalam memilih mata kuliah apa yang akan diambil. Namun yang perlu dibahas adalah bagaimana arah kebijakan baik dari segi kurikulum dan menjalin kerja sama dengan kampus lain,” ujar Mudrajad di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus seperti Universitas Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, UIN Syarif Hidayatullah, dan lainnya. Mudrajad menjelaskan dengan MBKM, mahasiswa belajar selama tiga tahun di Universitas Trilogi dan setahun di kampus lain.
Konsep Merdeka Belajar di Universitas Trilogi diterapkan melalui “Teknososiopreneur” untuk mendorong kemajuan pendidikan terpadu. Pasalnya, sistem pendidikan bakal menentukan angkatan kerja suatu negara. MBKM dan pembelajaran yang relevan dengan industri idealnya berlangsung tiga semester di luar program studi. Modelnya berupa magang, pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan mengajar di daerah terpencil. Implementasinya dibimbing dosen.
Sebelumnya, dalam webinar nasional “Serasehan Kurikulum Merdeka Belajar Menuju Pendidikan Merdeka” di Jakarta, Senin (31/5), Dekan FEB UIN Jakarta, Prof Dr Amilin, mengatakan penerapan MBKM sejatinya diturunkan dari visi SDM unggul Indonesia berkarakter Pancasila. Hal itu mencakup berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan kebhinekaan global.
Amilin memfokuskan aspek paedagogi dan asesmen. Perbedaan kurikulum MBKM dengang yang sebelumnya yaitu: kurikulum mesti mampu beradaptasi, fleksibel, dan sesuai kebutuhan pasar. Makanya yang paling pokok mengembangkan kemampuan teknis.
Ia menguraikan bagaimana impelementasi MBKM Jakarta diantaranya menerapkan pertukaran mahasiswa nusantara sistem alih kredit 2021, pertukaran mahasiswa, kerja sama MBKM antar perguruan tinggi dalam Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEBI) se-Indonesia, magang mencakup magang mandiri, magang mitra kampus, dan magang BUMN bersertifikat. Selanjutnya, magang mandiri dengan kelementerian/lembaga, dan BUMN. magang mitra kampus dilakukan dengan swasta.
Amilin menekankan bahwa penetapan MBKM memahami dulu regulasinya. Keterkaitan MBKM dengan dunia kerja seperti pemangku kepentingan dan keahlian. Hal itu sangat terkait dengan kurikulum.
Oleh karena itu, katanya, lulusan itu mesti punya visi kebhinnekaan yang menghargai perbedaan. Saya berharap MBKM tidak hanya kognitif tetapi juga holistik.
“Program MBKM ini sangat menarik, karena membebaskan mahasiswa dalam memilih mata kuliah apa yang akan diambil. Namun yang perlu dibahas adalah bagaimana arah kebijakan baik dari segi kurikulum dan menjalin kerja sama dengan kampus lain,” ujar Mudrajad di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus seperti Universitas Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, UIN Syarif Hidayatullah, dan lainnya. Mudrajad menjelaskan dengan MBKM, mahasiswa belajar selama tiga tahun di Universitas Trilogi dan setahun di kampus lain.
Konsep Merdeka Belajar di Universitas Trilogi diterapkan melalui “Teknososiopreneur” untuk mendorong kemajuan pendidikan terpadu. Pasalnya, sistem pendidikan bakal menentukan angkatan kerja suatu negara. MBKM dan pembelajaran yang relevan dengan industri idealnya berlangsung tiga semester di luar program studi. Modelnya berupa magang, pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan mengajar di daerah terpencil. Implementasinya dibimbing dosen.
Sebelumnya, dalam webinar nasional “Serasehan Kurikulum Merdeka Belajar Menuju Pendidikan Merdeka” di Jakarta, Senin (31/5), Dekan FEB UIN Jakarta, Prof Dr Amilin, mengatakan penerapan MBKM sejatinya diturunkan dari visi SDM unggul Indonesia berkarakter Pancasila. Hal itu mencakup berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan kebhinekaan global.
Amilin memfokuskan aspek paedagogi dan asesmen. Perbedaan kurikulum MBKM dengang yang sebelumnya yaitu: kurikulum mesti mampu beradaptasi, fleksibel, dan sesuai kebutuhan pasar. Makanya yang paling pokok mengembangkan kemampuan teknis.
Ia menguraikan bagaimana impelementasi MBKM Jakarta diantaranya menerapkan pertukaran mahasiswa nusantara sistem alih kredit 2021, pertukaran mahasiswa, kerja sama MBKM antar perguruan tinggi dalam Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEBI) se-Indonesia, magang mencakup magang mandiri, magang mitra kampus, dan magang BUMN bersertifikat. Selanjutnya, magang mandiri dengan kelementerian/lembaga, dan BUMN. magang mitra kampus dilakukan dengan swasta.
Amilin menekankan bahwa penetapan MBKM memahami dulu regulasinya. Keterkaitan MBKM dengan dunia kerja seperti pemangku kepentingan dan keahlian. Hal itu sangat terkait dengan kurikulum.
Oleh karena itu, katanya, lulusan itu mesti punya visi kebhinnekaan yang menghargai perbedaan. Saya berharap MBKM tidak hanya kognitif tetapi juga holistik.
Pewarta: Indriani
Editor: Arief Mujayatno
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment