Kualitas produk UMKM kreatif di Bali tidak hanya potensial memenuhi pasar dalam negeri, tapi bahkan juga pasar ekspor.
Denpasar (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjadwalkan menemui kalangan UMKM berbasis Ekonomi Kreatif di Bali dalam kunjungan kerja 7-8 Juni 2021, untuk mendorong pemulihan perekonomian di Provinsi Bali yang mengalami dampak ekonomi yang sangat besar akibat pandemi COVID-19."Salah satu cara menghidupkan ekonomi di Bali adalah dengan memaksimalkan potensi UMKM di sektor ekonomi kreatif. Bali merupakan gudangnya kreativitas yang memiliki akses global. Kewajiban kita untuk membantu perekonomian Pulau Dewata untuk bangkit," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Minggu.
Menteri berencana melakukan roadshow di Bali untuk bertemu seluruh stakeholder ekonomi kreatif pada 7-8 Juni 2021, di antaranya mengunjungi sentra UKM berbasis kakao di Sanur, meninjau program pemberdayaan secara digital UKM Kabupaten Jembrana berbasis desa adat, dan berdiskusi dengan ekosistem pelaku UKM berbasis pertanian.
Selain itu, melakukan kunjungan ke Pasar Klungkung yang merupakan sentra UKM kain Endek dan Songket, diskusi pemberdayaan UKM Bidang Ekonomi Kreatif, menyaksikan Pengukuhan Komite Kreatif Klungkung, dan MoU antara ICCN dengan Bupati Klungkung dan Jembrana.
Teten juga akan mengajak Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) untuk membahas pilot project pengembangan kapasitas UKM berbasis teknologi di Provinsi Bali, diskusi dengan pengurus Bali Tourism Board dan menyaksikan MoU antara ICCN dengan Bali Tourism Board, meninjau program start up dan digitalisasi UKM, diskusi dengan para pelaku UKM berbasis digital, serta menyaksikan MoU antara ICCN dengan STMIK Primakara.
Oleh karena itu, Kemenkop/UKM akan menjalin sinergi strategis dengan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Jembrana dan Klungkung, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali/Bali Tourism Board, serta Indonesia Creative Cities Network (ICCN), untuk mendongkrak peran UMKM di Bali.
"Kerja sama tersebut akan dituangkan dalam nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang akan diperluas juga dengan stakeholder lainnya seperti pemerintah daerah, akademisi, komunitas kreatif dan kelompok usaha, sehingga Provinsi Bali yang mengandalkan pariwisata akan kembali bangkit," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, perekonomian Bali masih mengalami kontraksi yang cukup dalam yaitu minus 9,36 persen (yoy) pada kuartal I-2021. Akibat sepinya kunjungan wisatawan, banyak hotel di Bali terpaksa beroperasi dengan kapasitas minimum yaitu rata-rata sekitar 10 persen saja.
Selain mendorong kenaikan kunjungan wisatawan dengan menyesuaikan protokol kesehatan, upaya menggerakkan perekonomian Bali juga dilakukan dengan memaksimalkan potensi ekonomi kreatif. Teten menambahkan bahwa Bali merupakan tempat bernaungnya para pelaku UMKM di berbagai subsektor industri kreatif.
"Kualitas produk UMKM kreatif di Bali tidak hanya potensial memenuhi pasar dalam negeri, tapi bahkan juga pasar ekspor. Apalagi Bali sudah dikenal di seluruh dunia sehingga akan lebih mudah untuk menjual produk-produk berkualitas dari Bali," kata Teten.
Senada dengan itu, Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Tb Fiki Satari yang juga Staf Khusus MenkopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, mendukung sepenuhnya apa yang disampaikan oleh Menteri Teten.
Sejak awal ICCN memang memosisikan diri untuk mengambil peran sebesar-besarnya untuk memajukan ekonomi kreatif melalui jejaring di lebih 210 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
"Bertumbuhnya pelaku kreatif yang semakin kuat baik dari sisi kelembagaan, finansial, hingga pengembangan produk/jasa adalah kunci terakselerasinya perekonomian di setiap daerah. Tanpa terkecuali Provinsi Bali yang selain kaya akan kreativitas juga telah memiliki brand positioning yang kuat sehingga memang sangat layak untuk terus didorong menjadi potensi ekonomi pendamping pariwisata ke depan. Momentum pandemi membuat komunitas dan pelaku kreatif di Bali semakin kompak dan solid," ujar Fiki.
Sementara itu, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau Bali Tourism Board mengungkapkan bahwa Bali membutuhkan berbagai bentuk upaya yang cepat, konkret, berdampak luas, dan berkelanjutan untuk menghadapi dampak COVID-19.
GIPI yang merupakan rumah bersama bagi seluruh stakeholder pariwisata Bali menyambut baik MoU dengan ICCN untuk mendorong perekonomian Bali.
Gus Agung, biasa ia dipanggil, sepakat bahwa yang sangat berpotensi untuk didorong secara pararel sembari terus-menerus berupaya memulihkan kembali pariwisata adalah pengembangan ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif ini harus dibangun secara serius dan komprehensif sehingga mampu melahirkan ekosistem yang mengintegrasikan berbagai komponen baik pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi, media, sampai institusi keuangan. Jika peran para pelaku UMKM kreatif ini bisa kita optimalkan, saya yakin akan mampu menjadi pilar perekonomian Bali yang saling menguatkan dengan pariwisata," ujarnya.
Gus Agung mengapresiasi setinggi-tingginya atas gagasan dan dukungan konkret dari MenkopUKM Teten Masduki, ICCN, dan semua pihak yang menginisiasi program untuk menyentuh persoalan paling mendasar atas kondisi Bali saat ini, tidak hanya akan membangkitkan perekonomian Bali, tetapi juga mampu menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan di Provinsi Bali.
Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Muhammad Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment