Yogyakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mendorong internalisasi nilai-nilai Pancasila dengan menyesuaikan kondisi dan perilaku generasi saat ini.
"Khususnya bagi para mahasiswa, cara internalisasi nilai-nilai Pancasila harus disesuaikan dengan kondisi dan perilaku generasi saat ini sebagai digital native yaitu simpel, mudah dicerna, dan mengedepankan aspek visual," kata Panut dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Balairung UGM, Yogyakarta, Selasa.
Menyesuaikan tema Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun ini yakni "Pancasila dalam Tindakan, Bersatu untuk Indonesia Tangguh", ia berharap Pancasila menjadi "working ideology" yang dapat dirasakan di semua lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Menurut Panut, karena Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara yang harus dipahami oleh seluruh warga negara, maka Pancasila menjadi penting untuk diajarkan kepada seluruh peserta didik.
Baca juga: Presiden: Tantangan dihadapi Pancasila tak semakin ringan
Baca juga: Puan ajak komponen bangsa jadikan Pancasila sebagai inspirasi
Ia mengutip sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang diselenggarakan di UGM melalui Pusat Studi Pancasila beberapa waktu yang lalu.
Rekomendasi yang diberikan di antaranya bahwa Pancasila wajib disajikan sebagai pelajaran atau mata kuliah definitif dalam setiap jenjang pendidikan, serta menjaga pembelajaran Pancasila dari intervensi kepentingan politik praktis dan disampaikan sesuai kaidah ilmu.
Rektor menambahkan, hal lain yang tidak kalah penting adalah membangun ruang-ruang diskusi yang dapat mengakomodasi pertukaran pemikiran kritis dari para mahasiswa.
"Semangat militansi generasi muda harus dapat kita arahkan ke jalur yang benar, untuk kesejahteraan dan kemuliaan bangsa dan negara," kata Panut.
Baca juga: Mensos: Tegakkan moral dan integritas bumikan nilai-nilai Pancasila
"Khususnya bagi para mahasiswa, cara internalisasi nilai-nilai Pancasila harus disesuaikan dengan kondisi dan perilaku generasi saat ini sebagai digital native yaitu simpel, mudah dicerna, dan mengedepankan aspek visual," kata Panut dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Balairung UGM, Yogyakarta, Selasa.
Menyesuaikan tema Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun ini yakni "Pancasila dalam Tindakan, Bersatu untuk Indonesia Tangguh", ia berharap Pancasila menjadi "working ideology" yang dapat dirasakan di semua lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Menurut Panut, karena Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara yang harus dipahami oleh seluruh warga negara, maka Pancasila menjadi penting untuk diajarkan kepada seluruh peserta didik.
Baca juga: Presiden: Tantangan dihadapi Pancasila tak semakin ringan
Baca juga: Puan ajak komponen bangsa jadikan Pancasila sebagai inspirasi
Ia mengutip sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang diselenggarakan di UGM melalui Pusat Studi Pancasila beberapa waktu yang lalu.
Rekomendasi yang diberikan di antaranya bahwa Pancasila wajib disajikan sebagai pelajaran atau mata kuliah definitif dalam setiap jenjang pendidikan, serta menjaga pembelajaran Pancasila dari intervensi kepentingan politik praktis dan disampaikan sesuai kaidah ilmu.
Rektor menambahkan, hal lain yang tidak kalah penting adalah membangun ruang-ruang diskusi yang dapat mengakomodasi pertukaran pemikiran kritis dari para mahasiswa.
"Semangat militansi generasi muda harus dapat kita arahkan ke jalur yang benar, untuk kesejahteraan dan kemuliaan bangsa dan negara," kata Panut.
Baca juga: Mensos: Tegakkan moral dan integritas bumikan nilai-nilai Pancasila
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment