Di tengah kondisi yang serba sulit ini, kita memohon doa kepada para ulama untuk keselamatan bangsa agar segera berakhir pagebluk ini, pandemi COVID-19 yang belakangan ini kondisinya semakin mengkhawatirkan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengunjungi pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al Hikmah El-Ali Cinding, Pandawa, Kresek, Tangerang, Banten KH Aliudin Zein Abdurrahman untuk memperkuat persatuan dan memohon doa untuk keselamatan bangsa."Di tengah kondisi yang serba sulit ini, kita memohon doa kepada para ulama untuk keselamatan bangsa agar segera berakhir pagebluk ini, pandemi COVID-19 yang belakangan ini kondisinya semakin mengkhawatirkan," kata Jazilul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, di tengah berbagai kesulitan, segala upaya harus dilakukan untuk keselamatan bangsa, salah satunya dengan berkunjung ke para pemuka agama untuk memperkuat persatuan, sekaligus memohon doa untuk keselamatan bangsa.
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak warga teladani perjuangan Maulana Yusuf
Jazilul yang biasa disapa Gus Jazil mengatakan, sejak zaman dahulu hingga saat ini, ulama adalah pilar penyangga keselamatan bangsa.
Namun menurut dia, terkadang peran ulama kurang mendapatkan perhatian bahkan sejak era penjajahan hingga pasca-kemerdekaan, ulama sering kali tersisihkan.
"Padahal kemerdekaan bangsa tidak lepas dari peran besar para ulama yang dulu mengobarkan semangat jihad melawan penjajah dengan munculnya Resolusi Jihad," ujarnya.
Dalam perbincangannya, Gus Jazil dan Kiai Aliudin juga banyak membicarakan kiprah serta sepak terjang Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi.
Menurut dia, Syekh Muhammad Nawawi merupakan ulama besar kelahiran Tanara, Serang, Banten yang menjadi Imam Besar Masjidil Haram dan penulis ratusan judul kitab keagamaan meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.
"Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani juga dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (pemimpin ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang mnumpuni ilmunya), A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (tokoh ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam 'Ulama Dua Kota Suci)," katanya.
Gus Jazil mengatakan, sebenarnya tokoh pendahulu yang mendidik soal kebangsaan di Indonesia adalah Syekh Nawawi al-Bantani.
Menurut dia, santri-santri Syekh Nawawi al-Bantani dari Indonesia termasuk Hasyim Asy’ari dan Ahmad Dahlan yang mengajari tentang cinta Tanah Air, rasa nasionalisme.
Dia mengatakan, karena kekagumannya dirinya sangat senang membaca salah satu kitab karangan Syekh Nawawi yaitu Tafsir Marah Labid.
"Saya heran dan kagum bagaimana ulama-ulama dahulu, yang tidak ada fasilitas pendidikan seperti sekarang tapi bisa menjadi ulama besar seperti Syekh Nawawi al-Bantani, KH Hasyim Asy’ari, KH Cholil Bangkalan dan sejumlah ulama besar lainnya," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Ali juga berpesan kepada para pemimpin bangsa untuk benar-benar memperhatikan kesulitan masyarakat di bawah.
Menurut dia, seorang pemimpin harus mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi rakyatnya dan jangan pernah lupa pada rakyat.
Baca juga: Bamsoet: PPHN panduan arah dan strategi pembangunan nasional
Baca juga: Muzani: Pemerintah pusat-daerah segera buka RS darurat
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment