Satu kata dan perbuatan ini, menjadi faktor paling utama bagi pemimpin
Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan pemimpin harus memiliki sikap satu kata dan perbuatan, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik serta instruksi dan arahan ditaati oleh jajarannya.

Bima Arya saat menjadi narasumber secara virtual pada kegiatan Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (Stula PKP) Kejaksaan RI Angkatan I dan IV Tahun 2021, Rabu, menyatakan pula, sebaliknya jika pemimpin tidak memiliki satu kata dan perbuatan, maka sistem tidak akan berjalan dengan baik serta instruksi dan arahan menjadi kurang dipatuhi.

"Satu kata dan perbuatan ini, menjadi faktor paling utama bagi pemimpin. Bagi saya pribadi, hal ini tidak mudah tapi harus saya lakukan," katanya.

Menurut Bima Arya, ketika dirinya menginstruksikan para kepala dinas untuk bekerja "all out" memberikan pelayanan kepada warga, dan sebagai wali kota dirinya juga harus responsif.

"Ketika semua ASN saya minta disiplin dengan jam kerja, maka saya juga harus disiplin pada jam kerja. Ketika saya minta semua dinas untuk saling berkolaborasi, maka saya harus memberikan contoh. Ketika satu kata dan perbuatan itu berjalan, maka semuanya akan berjalan efektif," katanya lagi.

Bima Arya yang berbicara secara virtual dari kediaman pribadinya di Kota Bogor menyatakan, pada saat ini sangat pentingnya berkolaborasi dan berinovasi dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada warga.

Menurutnya, Kota Bogor telah menerapkan pelayanan dengan kolaborasi dan inovasi, seperti penerapan smart city melalui Mal Pelayanan Publik, aplikasi pengaduan Sibadra, dan sebagainya.

Bima Arya menjelaskan, Pemerintah Kota Bogor juga secara rutin mengundang para pakar di bidangnya untuk berbagi ilmu dan pengalaman, untuk melengkapi kapasitas keahlian jajarannya.

Sedangkan untuk menyampaikan informasi kepada warga, Pemerintah Kota Bogor memanfaatkan literasi digital melalui layanan berbasis teknologi informasi.

Menurut Bima Arya, saat ini adalah era kolaborasi dan sinergi, dengan melibatkan lima unsur pentahelix, yakni pemerintah, sektor swasta, kampus, komunitas, dan media. "Kelima unsur itu harus terlibat secara maksimal dalam mendorong perubahan secara efektif," katanya lagi.
Baca juga: Bima Arya: Perlu ada kesamaan "sense of emergency"
Baca juga: Bima Arya: Sinergi dan kolaborasi, strategi membangun saat pendemi

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2021