Jakarta (ANTARA) -
Keterlibatan TNI dan Polri dalam membantu
menangani pandemi COVID-19 dengan mempercepat program vaksinasi nasional
mendapat apresiasi.
Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto dalam siaran
pers-nya, di Jakarta, Jumat, mengatakan apa yang dilakukan TNI dan Polri
dalam kondisi pandemi sekarang tidak hanya memerankan fungsinya sebagai
institusi penjaga pertahanan serta keamanan ketertiban saja, namun
terlibat aktif menggelar vaksinasi.
"Seperti Polri yang memanfaatkan seluruh polda, polres hingga polsek di
Indonesia untuk aktif membantu percepatan vaksinasi. Kemudian banyak
bersinergi dengan instansi lainnya melakukan vaksinasi. Misalnya,
sewaktu Polri dan PP Muhammadiyah mengadakan vaksinasi yang dihadiri
Kapolri langsung," kata Hery dalam Webinar Series yang diselenggarakan Moya Institute, dengan mengangkat topik soal PPKM dan Vaksin untuk Indonesia Bangkit dari Pandemi.Menurut Hery, institusi negara seperti TNI dan Polri dapat menjadi
tulang punggung program vaksinasi maupun organ-organ lain, misalnya BIN,
sebab amat mudah digerakkan dengan satu garis komando.
Pembicara lainnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
menyoroti mengenai maraknya bermunculan argumentasi keagamaan pada
situasi pandemi saat ini di Indonesia.
Baca juga: Sahroni kecam oknum diskreditkan kinerja pemerintah tangani pandemi
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah perkuat WGS tangani pandemi
Baca juga: Sahroni kecam oknum diskreditkan kinerja pemerintah tangani pandemi
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah perkuat WGS tangani pandemi
"Soal keagamaan dikaitkan dengan penanganan COVID akibat
konsekuensi kehidupan keagamaan yang sangat terbuka. Era reformasi
terjadi kontestasi paham keagamaan di ruang publik," ujar Mu'ti.
Dia menilai, banyaknya masyarakat yang kini aktif dalam media
sosial ikut menambah kontestasi narasi keagamaan tanpa dapat dihindari.
Apalagi, kata dia, saat narasi keagamaan yang beredar di media sosial tanpa melalui proses kepatutan.
"Terkait masalah ini karena ada tiga faktor. Pertama, faktor yang
berkaitan dengan keterbukaan, kedua penggunaan media sosial yang
eksesif, dan ketiga kecenderungan perilaku yang agresif," ujarnya.
Sementara itu, salah selebriti Tanah Air Ramzi yang turut ikut
membahas tema diskusi menuturkan, masing-masing publik figur memiliki
peran dan cara berbeda-beda dalam menyikapi pandemi.
"Ada yang cenderung tidak percaya COVID-19, PPKM serta vaksin. Ada
pula yang mendapat kesempatan besar dari pemerintah namun kurang
berkontribusi sehingga menjadi serangan balik. Ada juga yang abai saja,
yang penting kerja," ucap-nya.
Baca juga: Vaksinasi keliling TNI Polri menyasar daerah pinggiran Jakarta
Baca juga: Vaksinasi keliling TNI Polri menyasar daerah pinggiran Jakarta
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment