Penanganan COVID-19 ini tidak bisa hanya bertumpu pada kemampuan Pemerintah
Surabaya (ANTARA) - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan penanganan COVID-19 di Kota Pahlawan  Surabaya, Jawa Timur sejak awal pandemi, selain bertumpu pada Pemerintah, juga disangga secara gotong royong oleh masyarakat.

"Itu yang saya tahu sejak setahun terakhir ini," kata Adi Sutarwijono, di Surabaya, Jumat, menanggapi video viral di media sosial yang diunggah Narasi berjudul "Pemkot Surabaya yang meminta disumbang warga, etiskah?".

Video berdurasi 2,24 menit tersebut mengutip pernyataan Sekda Surabaya Hendro Gunawan bahwa anggaran penanganan COVID-19 tidak semua bisa dikover APBD, sehingga mengajak stakeholder dan masyarakat mendonasikan sebagian rezekinya melalui Program Surabaya Memanggil, di Posko Surabaya Peduli Bencana.

Adi menjelaskan pada dasarnya penanganan COVID-19 di Kota Surabaya selain mengandalkan kemampuan keuangan Pemerintah, juga menggerakkan partisipasi publik. Bahkan, lanjut dia, rakyat itu diminta atau tidak, pasti akan mengeluarkan pembiayaan, entah untuk menjaga kampungnya, melakukan tracing dan juga untuk berbagi makanan dan sebagainya.

"Sehingga kalau pemkot sekarang menghimpun seluruh sumber daya di masyarakat, itu ya wajar-wajar saja. Apalagi memang sejak awal penanganan COVID-19 itu selain bertumpu pada penanganan Pemerintah, juga harus disangga secara gotong royong dari masyarakat, terutama bagi mereka yang bersedia menyumbangkan sebagian harta yang dimilikinya," ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana sejak awal pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang membantu Pemkot Surabaya melalui CSR-nya. Partisipasi publik tersebut, lanjut dia, harus dimaknai sebagai pembangkit semangat gotong royong dan spirit gotong royong yang memang sejak awal dilakukan di Surabaya.

Bahkan, kata dia, meskipun bukan di masa pandemi, pembangunan di Kota Surabaya selalu bertumpu pada partisipasi publik dan bertumpu pada partisipasi masyarakat. "Jadi, berdasarkan peraturan yang ada, itu sah-sah saja dan legal," katanya lagi.

Dia juga memastikan, Pemkot Surabaya mempunyai cara tersendiri untuk menggerakkan partisipasi publik itu. Bahkan, sejak Maret 2020, pemkot menggerakkan partisipasi publik di Surabaya sangat luar biasa, mulai dari membagikan masker, hingga menggerakkan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, sehingga bersama-sama mencegah COVID-19 di Surabaya.

Selain itu, menurut Adi, penanganan COVID-19 ini tidak bisa hanya bertumpu pada kemampuan Pemerintah, tapi memang harus menggerakkan kekuatan masyarakat karena personel Pemerintah itu juga terbatas.

"Sehingga harus membangkitkan masyarakat dari sisi tenaga partisipan yang bersedia bekerja untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini. Jadi, kita harus bekerja sama dan bergotong-royong," katanya pula. 
Baca juga: Penanganan COVID-19 di Surabaya diharapkan beri perhatian kepada anak
Baca juga: Wali Kota Surabaya siapkan langkah preventif perpanjangan PPKM

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2021