Kami merasa bahwa iklim inovasi masih belum cukup baik
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Regional II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Mohammad Roudo menyatakan bahwa iklim inovasi di daerah perlu diberi dorongan.

“Kami merasa bahwa iklim inovasi masih belum cukup baik,” kata Mohammad Roudo ketika memberi paparan dalam seminar bertajuk “Pentingnya Inovasi Kebijakan dalam Optimalisasi Potensi Daerah” yang diselenggarakan secara daring, Kamis.

Ia mengatakan, meski inovasi diatur dalam regulasi, terdapat kendala berupa sumber daya manusia (SDM), sumber pendanaan, dan sistem reward and punishment yang belum terlembagakan dengan baik. Oleh sebab itu, diperlukan dorongan untuk meningkatkan iklim inovasi pada tingkat pemerintah daerah.

“Yang sudah bergabung (dalam seminar ini, Red) ada Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. Ini adalah salah satu upaya untuk mendorong iklim inovasi,” ujar Roudo.

Dia berharap, Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas dapat menjadi pemantik bagi pemerintah daerah untuk merencanakan dan melakukan inovasi di daerah masing-masing. Hal tersebut merupakan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong iklim inovasi melalui sistem reward (penghargaan, Red).

“Salah satu aspek terbesar (dalam PPD, Red) adalah inovasi daerah,” ujarnya pula.

Selain mendorong dengan sistem penghargaan, Roudo juga berkata bahwa untuk mengoptimalkan inovasi daerah, perlu dibangun tingkat kepercayaan yang lebih tinggi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Kepercayaan antarlembaga, bagi Roudo, akan berpengaruh pada kelancaran koordinasi, khususnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Membangun kepercayaan ini penting. Apa pun yang dilakukan, asal tujuannya menggunakan pengetahuan berbasis bukti (knowledge based evidence), ya kita dukung,” kata Roudo.

Adapun faktor-faktor lainnya, yang bagi Roudo juga memengaruhi kelancaran inovasi di daerah, adalah rotasi atau pergantian SDM, alokasi pendanaan, hingga apresiasi terhadap penelitian.

Inovasi, menurut Roudo, dapat tercipta dari penelitian yang komprehensif, seperti apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Sulawesi Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) yang berkolaborasi dengan Yayasan BaKTI. Oleh karena itu, penelitian tidak boleh luput dari apresiasi.

Roudo berharap, dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh masing-masing daerah, Indonesia dapat keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju pada tahun 2045.
Baca juga: Menparekraf dorong daerah kembangkan inovasi, ekraf dan pariwisata
Baca juga: Pemkot Bitung melakukan sosialisasi inovasi daerah masuk era digital

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2021